Persetujuan bersejarah CFTC! Legalitas mata uang kripto spot di bursa, arus balik dana luar negeri

Penjabat Ketua Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas AS (CFTC), Caroline Pham, merilis pengumuman terbaru yang menyetujui perdagangan produk kripto spot di bursa berjangka yang diawasi federal. Langkah ini bertujuan untuk mengarahkan aktivitas perdagangan ke bursa AS, alih-alih ke bursa luar negeri yang “kurang perlindungan dasar”. Persetujuan ini diambil berdasarkan hasil konsultasi bersama Gugus Tugas Pasar Aset Digital Presiden Trump, SEC, dan CFTC.

Sistem Regulasi Hampir Satu Abad untuk Pertama Kalinya Mengakomodasi Kripto Spot

(Sumber: CFTC)

Penjabat Ketua CFTC, Caroline Pham, menekankan bahwa untuk pertama kalinya kripto spot dapat diperdagangkan di bursa yang terdaftar di CFTC, bursa yang selama hampir satu abad menjadi standar emas dan mampu memberikan perlindungan pelanggan serta integritas pasar yang layak didapatkan warga AS. Pernyataan ini mengungkap signifikansi historis dari persetujuan ini: kerangka regulasi yang dibangun oleh bursa berjangka di bawah pengawasan CFTC sejak 1920-an kini resmi diperluas ke aset kripto spot.

Ekspansi regulasi ini bukan sekadar izin administratif sederhana, melainkan perubahan besar dalam filosofi pengawasan. Sebelumnya, CFTC terutama mengatur pasar derivatif (futures, opsi, dll), sementara perdagangan komoditas spot umumnya bukan wilayah pengawasannya secara langsung. Namun, keunikan kripto—sebagai komoditas sekaligus alat pembayaran—membuat batas antara spot dan derivatif menjadi kabur. Dengan memilih memasukkan kripto spot ke dalam produk yang dapat diperdagangkan di bursa di bawah pengawasan, CFTC pada dasarnya menyediakan perlindungan setingkat pasar keuangan tradisional bagi pasar kripto.

“Perlindungan pelanggan dan integritas pasar” menjadi nilai inti dari persetujuan ini. Bursa yang diawasi CFTC harus mematuhi aturan ketat: mekanisme pembentukan harga yang transparan, sistem pemantauan pencegahan manipulasi pasar, perlindungan segregasi dana nasabah, serta audit keuangan berkala. Perlindungan seperti ini kerap absen atau lemah di bursa kripto luar negeri, sehingga sering terjadi kerugian dana nasabah dan manipulasi pasar.

Perlindungan Inti Bursa yang Diawasi CFTC

Transparansi harga: Semua transaksi dipublikasikan secara real-time, mencegah praktik gelap

Segregasi dana: Dana nasabah dipisahkan dari dana milik bursa

Pemantauan manipulasi: Sistem AI mendeteksi pola transaksi mencurigakan secara real-time

Audit berkala: Kantor akuntan independen memeriksa kondisi keuangan secara rutin

Perlindungan pailit: Meski bursa bangkrut, dana nasabah tetap dilindungi hukum

Perlindungan ini semakin penting sejak runtuhnya FTX. FTX sebagai bursa luar negeri menyalahgunakan dana nasabah untuk investasi berisiko, hingga akhirnya bangkrut dan menyebabkan jutaan pengguna mengalami kerugian besar. Jika FTX diawasi oleh CFTC sebagai bursa AS, penyalahgunaan tersebut akan segera terdeteksi dan dicegah melalui audit.

Dorongan Kebijakan Trump dan Mekanisme Koordinasi Antar-Instansi

Persetujuan ini diambil berdasarkan arahan kebijakan Presiden AS Donald Trump. Pham menambahkan, keputusan persetujuan didasarkan pada rekomendasi Gugus Tugas Pasar Aset Digital Presiden, komunikasi dengan Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC), serta hasil konsultasi dari program “Crypto Sprint” CFTC. Proses pengambilan keputusan bertingkat ini menunjukkan bahwa legalisasi perdagangan kripto spot di bursa bukan keputusan tergesa-gesa, melainkan hasil koordinasi kebijakan yang matang.

Gugus Tugas Pasar Aset Digital Pemerintahan Trump adalah mekanisme koordinasi lintas instansi, beranggotakan CFTC, SEC, Departemen Keuangan, dan regulator terkait lainnya. Tugas utamanya adalah menyelaraskan kebijakan antar-regulator, menghindari kekosongan atau tumpang tindih pengawasan. Di bidang kripto, sengketa yurisdiksi CFTC dan SEC berlangsung lama: CFTC menganggap kripto adalah komoditas dan berada di bawah pengawasannya; SEC menilai banyak kripto memenuhi definisi sekuritas dan harus diawasi olehnya.

Persetujuan ini menunjukkan kemenangan besar CFTC dalam perebutan yurisdiksi tersebut. Meski pembagian tugas pengawasan secara rinci masih menunggu kejelasan dari RUU Struktur Pasar, CFTC lebih dulu menyetujui perdagangan kripto spot—praktis “merebut posisi” lebih awal. Setelah pasar terbiasa dengan perdagangan spot di bursa yang diawasi CFTC, mengubah tatanan ini di masa depan akan makin sulit.

Program “Crypto Sprint” CFTC juga menjadi faktor kunci. Program ini dalam beberapa bulan terakhir melakukan konsultasi intensif dengan pelaku industri, pakar hukum, dan pakar teknologi, mengumpulkan banyak masukan soal bagaimana mengintegrasikan kripto spot ke bursa yang diawasi secara aman. Konsultasi luas ini memastikan keputusan persetujuan bukan hasil diskusi tertutup, melainkan merefleksikan kebutuhan nyata industri dan kelayakan teknologi.

Bitnomial Tayang Minggu Depan, Bursa Kripto Teregulasi Terbesar AS Siap Meluncur

Bitnomial diperkirakan menjadi salah satu bursa derivatif yang pertama memulai perdagangan, dengan peluncuran minggu depan. Bursa ini telah memperoleh izin CFTC sebagai Designated Contract Market (DCM). Meski kurang dikenal dibandingkan bursa kripto teregulasi terbesar AS, Bitnomial yang fokus pada kepatuhan sangat dipercaya regulator. CFTC memilih Bitnomial sebagai salah satu bursa pertama untuk uji coba regulasi baru di platform lebih kecil, memastikan stabilitas sistem sebelum ekspansi ke bursa yang lebih besar.

Bursa kripto teregulasi terbesar AS juga telah memperoleh status DCM sejak 2020, artinya mereka sudah diizinkan beroperasi di bawah pengawasan CFTC. Namun, bursa ini belum mengumumkan kapan akan menawarkan perdagangan kripto spot yang diawasi CFTC. Sebagai bursa kripto terbesar dan paling patuh di AS, partisipasi mereka akan sangat meningkatkan volume dan pengaruh pasar spot di bawah pengawasan CFTC.

Dibanding bursa luar negeri, keunggulan bursa yang diawasi CFTC bukan hanya keamanan, tapi juga kepastian hukum. Bertransaksi di bursa AS yang diawasi, hak investor dilindungi undang-undang federal. Jika terjadi sengketa atau kerugian, investor bisa mencari keadilan melalui pengadilan AS. Sebaliknya, jika bursa luar negeri bermasalah, investor sering tak punya tempat mengadu karena bursa biasanya terdaftar di yurisdiksi dengan pengawasan longgar dan tanpa mekanisme penyelesaian sengketa yang efektif.

Jadwal Peluncuran Gelombang Pertama

Bitnomial: Tayang minggu depan (minggu kedua Desember)

Bursa kripto teregulasi terbesar AS: Sudah berstatus DCM, waktu peluncuran belum ditentukan

Bursa lain: Proses pengajuan dan persetujuan masih berlangsung

Strategi peluncuran bertahap ini sangat bijak. CFTC bisa memantau operasional di platform lebih kecil pada tahap awal, menemukan dan mengatasi masalah potensial, baru kemudian mengizinkan bursa berskala besar bergabung. Pendekatan bertahap ini menurunkan risiko sistemik, sekaligus memberi waktu pasar untuk beradaptasi dengan aturan baru.

RUU Struktur Pasar Akan Tegaskan Wewenang CFTC dan SEC

Senat AS segera memajukan RUU Struktur Pasar Aset Digital yang akan menegaskan pembagian tugas pengawasan antara CFTC dan SEC di bidang kripto. Draf kerangka regulasi yang beredar akan memberi CFTC kewenangan lebih besar dalam pengawasan aset digital. Legislasi ini sangat penting untuk perkembangan jangka panjang industri kripto, karena akan mengakhiri ketidakpastian regulasi selama bertahun-tahun.

Zona abu-abu regulasi saat ini adalah masalah terbesar industri kripto. Perusahaan tidak tahu harus mengajukan izin ke CFTC atau SEC, dan regulator berbeda kadang mengeluarkan penilaian kontradiktif atas tindakan yang sama. Ketidakpastian ini menghambat partisipasi investor institusi dan meningkatkan biaya kepatuhan. Setelah RUU Struktur Pasar disahkan, akan ada peta jalan regulasi yang jelas sehingga perusahaan dapat merencanakan bisnis dan mengurus izin dengan pasti.

Menurut draf yang beredar, CFTC akan mengawasi transaksi spot dan derivatif kripto yang diklasifikasikan sebagai komoditas (seperti Bitcoin dan Ethereum), sedangkan SEC tetap mengawasi penerbitan dan perdagangan token yang memenuhi definisi sekuritas. Pembagian ini didasarkan pada sifat aset, bukan cara perdagangannya, sehingga memberikan standar yang relatif jelas.

Selain pencalonan Michael Selig di Senat, kepemimpinan CFTC juga masih memiliki empat kursi komisioner yang kosong. Hingga Kamis, Trump belum mengumumkan calon penerus di regulator manapun. Kekosongan ini bisa berdampak pada efisiensi pengambilan keputusan CFTC dalam jangka pendek, namun juga memberi peluang bagi kepemimpinan baru untuk merombak kerangka pengawasan sesuai visi pemerintahan Trump.

Migrasi Dana Besar-besaran dari Luar Negeri ke Domestik

Penjabat Ketua CFTC Caroline Pham menyatakan, langkah ini bertujuan mengarahkan aktivitas perdagangan ke bursa AS, bukan bursa luar negeri yang “kurang perlindungan dasar”. Tujuan kebijakan ini berpotensi memicu migrasi dana ratusan miliar dolar. Saat ini, banyak investor AS mengakses bursa luar negeri via VPN karena platform tersebut menawarkan lebih banyak pasangan perdagangan, leverage lebih tinggi, dan regulasi lebih longgar.

Namun, risiko di bursa luar negeri makin disadari banyak orang. Runtuhnya FTX, Celsius, Three Arrows Capital, dan entitas luar negeri lain, menyebabkan puluhan miliar dolar dana nasabah lenyap. Sebaliknya, meski fitur bursa AS yang diawasi CFTC mungkin tak seagresif bursa luar negeri, keamanan dan keandalannya jauh lebih unggul.

Begitu bursa AS mulai menawarkan perdagangan kripto spot teregulasi, investor institusi yang mengutamakan kepatuhan dan individu kaya akan bermigrasi besar-besaran ke platform domestik. Migrasi ini bukan sekadar perpindahan dana, tapi juga pergeseran kepemimpinan pasar. AS akan beralih dari posisi pinggiran di perdagangan kripto, kembali menjadi pusat pasar. Bagi industri kripto global, ini mungkin menjadi perubahan struktural paling berdampak dalam sejarah.