Memasuki saat-saat terakhir tahun 2025, banyak profesional di industri ini sudah mulai memandang ke depan ke pasar kripto tahun depan. Berdasarkan prediksi beberapa analis, tahun 2026 akan menjadi tahun yang penuh ketidakpastian — mungkin menghadirkan kejutan, atau malah mengalami kejadian tak terduga.

Dari sudut pandang makro dan perkembangan blockchain publik, harga Bitcoin diperkirakan akan menembus angka 150.000 USD pada akhir tahun 2026. Namun, perlu dicatat bahwa dominasi pasar BTC kemungkinan akan menurun pada tahun tersebut. Meskipun proyek blockchain fintech yang baru muncul akhir-akhir ini mendapatkan perhatian besar, performa kekuatan baru seperti Tempo, Arc, dan Robinhood Chain mungkin tidak memenuhi ekspektasi pasar — jumlah alamat aktif harian mereka, volume stablecoin, dan indikator RWA semuanya mungkin lebih rendah dari yang diperkirakan. Sebaliknya, Ethereum dan Solana berpotensi menjadi kuda hitam, dengan berbagai indikator melampaui prediksi pasar.

Pengembang berkualitas terus mengalir ke jaringan infrastruktur yang netral. Selain itu, sebuah perusahaan teknologi besar (Google, Facebook, atau Apple) kemungkinan akan meluncurkan atau mengakuisisi produk dompet kripto pada tahun 2026, yang akan menjadi sinyal penting bagi institusi untuk melakukan penempatan strategis. Di antara perusahaan dalam daftar Fortune 100, semakin banyak yang mengumumkan masuk ke bidang blockchain, dengan bank dan perusahaan fintech sebagai yang paling aktif, dan proyek seperti Avalanche, OP Stack, Orbit, dan ZK Stack diperkirakan akan menjadi penerima manfaat utama.

Mengenai proyek Monad, komunitas kripto umumnya meremehkan, tetapi para analis sudah melupakan keberadaannya, sementara indikator on-chain-nya tiba-tiba melonjak di paruh kedua tahun ini, yang mungkin menunjukkan efek black swan. Selain itu, diperkirakan setidaknya ada 3 blockchain lain yang akan terhubung ke jaringan DoubleZero untuk mengoptimalkan latensi dan throughput mereka.