Beberapa waktu lalu dunia kripto heboh—seseorang melihat Bitcoin dari 87.6K USD langsung melorot ke 24.1K USD, sempat membuat orang ketakutan sampai sulit bernapas. Tapi hanya beberapa detik kemudian kembali pulih. Apa yang sebenarnya terjadi?

Sebenarnya kejadian ini hanya terjadi pada pasangan trading tertentu di salah satu bursa utama (BTC/USD₁), pasangan trading utama lainnya sama sekali tidak terpengaruh. Harga juga segera kembali ke sekitar 87K USD. Jadi jangan panik, ini bukan berarti Bitcoin benar-benar crash.

Mengapa bisa begitu? Singkatnya, ini masalah likuiditas. Pasangan stablecoin yang baru muncul atau dengan volume trading rendah sering menghadapi situasi yang memalukan—order book terlalu dangkal, market maker sedikit, dan penawaran tidak cukup rapat. Bayangkan jika hanya ada beberapa order jual yang tersebar, lalu tiba-tiba muncul satu order jual market besar, bisa langsung menembus semua order beli, menyebabkan harga sejenak jatuh tajam. Sampai order beli baru masuk, celah itu tertutup. Fenomena ini dalam industri disebut "candle flash" dan hilang dalam hitungan detik.

Posisi para investor spot umumnya tidak mengalami kerugian substansial, tetapi kejadian ini memberi peringatan kepada trader dengan leverage tinggi. Situasi geopolitik yang sudah kompleks, likuiditas pasar yang berfluktuasi, membuat risiko trading leverage tinggi menjadi jauh lebih besar. Fluktuasi kecil saja bisa menjadi pemicu margin call.

Jadi pelajaran utamanya adalah: jangan takut dengan pergerakan ekstrem, dan jangan terlalu percaya diri dengan leverage. Memahami mekanisme pasar adalah kunci agar bisa bertahan lebih lama.