Sejak Bitcoin dibuat oleh Satoshi Nakamoto sebagai sistem pembayaran digital terdesentralisasi, lalu Ethereum karya Vitalik Buterin membawa era kontrak pintar, blockchain telah menjadi platform untuk berbagai aplikasi terdesentralisasi (dApp). Namun, jalur pengembangan ini tidak selalu mulus. Ledakan pengguna dan kebutuhan transaksi yang terus meningkat meninggalkan batasan keras: blockchain lapisan dasar tidak mampu memproses volume transaksi besar yang dibutuhkan pasar.
Untuk mengatasi masalah ini, industri telah mengembangkan lapisan blockchain independen: Layer 1 (lapisan dasar), Layer 2 (lapisan pemrosesan off-chain), dan baru-baru ini Layer 3 (lapisan aplikasi dan interaksi). Setiap lapisan memiliki peran unik, bersama-sama menciptakan ekosistem blockchain yang fleksibel dan skalabel.
Layer 1: Dasar Blockchain Tempat Segalanya Dimulai
Layer 1 adalah blockchain utama, tempat menyimpan keamanan dan desentralisasi seluruh sistem. Bitcoin, Ethereum, Solana, dan blockchain lain di lapisan ini dirancang dengan protokol dasar: aturan konsensus, struktur data, dan mekanisme verifikasi.
Untuk meningkatkan kapasitas pemrosesan, proyek Layer 1 biasanya menerapkan:
Penambahan ukuran blok untuk menampung lebih banyak transaksi
Optimalisasi algoritma konsensus (misalnya: dari PoW ke PoS)
Penerapan sharding (pembagian), memungkinkan blockchain dibagi menjadi bagian kecil yang diproses secara paralel
Ethereum 2.0 dengan mekanisme PoS adalah bukti dari arah pengembangan ini. Bitcoin memilih SegWit untuk meningkatkan efisiensi tanpa mengubah aturan dasar.
Namun, meskipun ada optimisasi ini, Layer 1 tetap harus menerima kompromi: keamanan tinggi tetapi kecepatan lambat, biaya transaksi tinggi.
Layer 2: Ketika Transaksi Beralih di Luar Chain
Layer 2 adalah lapisan “di bawah” Layer 1, memproses sejumlah transaksi di luar blockchain utama tanpa menyebabkan kemacetan. Ide sederhananya tapi efektif: alih-alih semua transaksi harus dicatat di blockchain utama, Layer 2 mengakumulasi banyak transaksi lalu mengirimkan hasil akhirnya ke Layer 1 sekaligus.
Model Layer 2 yang umum meliputi:
Lightning Network (untuk Bitcoin): Memungkinkan pengguna membuka “saluran pembayaran” bilateral, transaksi cepat tanpa perlu dicatat di blockchain utama. Hanya saat menutup saluran, hasilnya disimpan di blockchain Bitcoin.
Solusi Rollup (untuk Ethereum): Mengakumulasi ribuan transaksi menjadi satu “gulungan” (roll-up) tunggal, melakukan kompresi data dan mengirim ke Ethereum. Proyek seperti Arbitrum, Optimism, dan StarkNet adalah contoh nyata.
Hasilnya, Layer 2 mengurangi biaya transaksi hingga 99% dan meningkatkan kecepatan pemrosesan ratusan kali lipat dibanding Layer 1. Namun, Layer 2 hanya fokus pada satu tujuan: meningkatkan throughput dalam satu blockchain.
Layer 3: Ekosistem Blockchain yang Saling Berinteraksi
Layer 3 adalah lompatan berikutnya. Jika Layer 2 menyelesaikan masalah kecepatan dan biaya, Layer 3 menyelesaikan masalah lain: bagaimana menghubungkan banyak blockchain secara mulus?
Layer 3 dibangun di atas fondasi Layer 2, tetapi tujuannya bukan mempercepat, melainkan menciptakan jaringan blockchain yang dapat berinteraksi secara seamless. Sebuah transaksi bisa dimulai dari Ethereum L2, berpindah ke Solana, lalu berakhir di Polkadot tanpa perlu perantara terpusat.
Fitur utama Layer 3:
Kemampuan interaksi lintas rantai: Menggunakan protokol seperti Inter-Blockchain Communication (IBC) dari Cosmos, Layer 3 memungkinkan data dan aset berpindah antar blockchain.
Aplikasi khusus: Layer 3 adalah tempat menjalankan dApp kompleks seperti game on-chain, protokol DeFi, atau sistem penyimpanan terdistribusi yang membutuhkan kecepatan tinggi dan biaya rendah.
Biaya optimal: Dengan menggunakan teknik kompresi data canggih dan mekanisme konsensus hybrid, Layer 3 menjaga biaya sangat rendah.
Perbandingan Layer 2 dan Layer 3: Dua Dunia Berbeda
Kriteria
Layer 2
Layer 3
Tujuan
Meningkatkan kecepatan dalam satu blockchain
Menghubungkan banyak blockchain bersama-sama
Arsitektur
Overlay langsung di atas Layer 1
Dibangun di atas Layer 2
Aplikasi
Pembayaran, swap token, DeFi dasar
DApp kompleks, game, oracle
Cakupan
Satu blockchain
Seluruh ekosistem blockchain
Keamanan
Mengikuti dari Layer 1
Mengikuti dari Layer 1 melalui Layer 2
Sederhananya: Layer 2 menyelesaikan masalah “lebih cepat”, Layer 3 menyelesaikan masalah “lebih luas”.
Proyek Layer 3 yang Sedang Membentuk Masa Depan
Polkadot: Jaringan multi-chain yang memungkinkan parachain terhubung ke relay chain utama. Parachain seperti Acala, Moonbeam, Astar, dan Clover Finance adalah aplikasi nyata yang berjalan di Polkadot.
Cosmos dengan Protokol IBC: Membuat “internet blockchain” di mana rantai seperti Akash Network, Osmosis, Band Protocol, Injective, dan Fetch.AI dapat berkomunikasi.
Chainlink: Meskipun sering disebut oracle, Chainlink sebenarnya berfungsi sebagai Layer 3 dengan menghubungkan kontrak pintar di Ethereum, Avalanche, Optimism, dan Polygon dengan data eksternal dan peristiwa dunia nyata.
Orbs: Blockchain Layer 3 dengan mekanisme konsensus hybrid PoS, sepenuhnya kompatibel dengan EVM. Beroperasi paralel dengan Ethereum, Polygon, BNB Chain, Avalanche, dan Fantom, memproses dApp yang membutuhkan kecepatan tinggi.
Superchain (Open Index Protocol): Fokus pada pengindeksan data terdesentralisasi di blockchain, cocok untuk penggunaan DeFi, NFT, dan Web3.
Layer 1, Layer 2, dan Layer 3: Perbedaan Inti
Layer 1 adalah lapisan dasar, menentukan aturan utama blockchain. Mengutamakan keamanan dan desentralisasi tetapi terbatas oleh kecepatan.
Layer 2 adalah lapisan tambahan, dibangun di atas Layer 1 untuk mengatasi masalah kecepatan. Memproses transaksi di luar chain lalu mengirim hasilnya ke Layer 1.
Layer 3 adalah lapisan koneksi, dibangun di atas Layer 2 (atau langsung di atas Layer 1) untuk menciptakan ekosistem blockchain yang saling berinteraksi. Tidak hanya cepat dan murah, tetapi juga memungkinkan blockchain beroperasi secara harmonis.
Kesimpulan: Masa Depan Blockchain Terlayer
Perkembangan dari Layer 1 ke Layer 2 lalu ke Layer 3 bukanlah penggantian, melainkan pelengkap. Setiap lapisan menyelesaikan masalah tertentu: Layer 1 menjamin keamanan, Layer 2 meningkatkan kecepatan, Layer 3 menghubungkan semuanya menjadi satu jaringan tunggal.
Blockchain layer 3 berada di garis depan revolusi ini, membentuk masa depan di mana blockchain tidak hanya cepat dan aman, tetapi juga benar-benar terdesentralisasi dan saling berinteraksi. Itu adalah langkah penting agar blockchain bertransformasi dari teknologi luar ke dalam kehidupan sehari-hari.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Dari Layer 2 Hingga Layer 3: Bagaimana Blockchain Mengatasi Tantangan Skalabilitas
Masalah Skalabilitas dan Solusi Layered
Sejak Bitcoin dibuat oleh Satoshi Nakamoto sebagai sistem pembayaran digital terdesentralisasi, lalu Ethereum karya Vitalik Buterin membawa era kontrak pintar, blockchain telah menjadi platform untuk berbagai aplikasi terdesentralisasi (dApp). Namun, jalur pengembangan ini tidak selalu mulus. Ledakan pengguna dan kebutuhan transaksi yang terus meningkat meninggalkan batasan keras: blockchain lapisan dasar tidak mampu memproses volume transaksi besar yang dibutuhkan pasar.
Untuk mengatasi masalah ini, industri telah mengembangkan lapisan blockchain independen: Layer 1 (lapisan dasar), Layer 2 (lapisan pemrosesan off-chain), dan baru-baru ini Layer 3 (lapisan aplikasi dan interaksi). Setiap lapisan memiliki peran unik, bersama-sama menciptakan ekosistem blockchain yang fleksibel dan skalabel.
Layer 1: Dasar Blockchain Tempat Segalanya Dimulai
Layer 1 adalah blockchain utama, tempat menyimpan keamanan dan desentralisasi seluruh sistem. Bitcoin, Ethereum, Solana, dan blockchain lain di lapisan ini dirancang dengan protokol dasar: aturan konsensus, struktur data, dan mekanisme verifikasi.
Untuk meningkatkan kapasitas pemrosesan, proyek Layer 1 biasanya menerapkan:
Ethereum 2.0 dengan mekanisme PoS adalah bukti dari arah pengembangan ini. Bitcoin memilih SegWit untuk meningkatkan efisiensi tanpa mengubah aturan dasar.
Namun, meskipun ada optimisasi ini, Layer 1 tetap harus menerima kompromi: keamanan tinggi tetapi kecepatan lambat, biaya transaksi tinggi.
Layer 2: Ketika Transaksi Beralih di Luar Chain
Layer 2 adalah lapisan “di bawah” Layer 1, memproses sejumlah transaksi di luar blockchain utama tanpa menyebabkan kemacetan. Ide sederhananya tapi efektif: alih-alih semua transaksi harus dicatat di blockchain utama, Layer 2 mengakumulasi banyak transaksi lalu mengirimkan hasil akhirnya ke Layer 1 sekaligus.
Model Layer 2 yang umum meliputi:
Lightning Network (untuk Bitcoin): Memungkinkan pengguna membuka “saluran pembayaran” bilateral, transaksi cepat tanpa perlu dicatat di blockchain utama. Hanya saat menutup saluran, hasilnya disimpan di blockchain Bitcoin.
Solusi Rollup (untuk Ethereum): Mengakumulasi ribuan transaksi menjadi satu “gulungan” (roll-up) tunggal, melakukan kompresi data dan mengirim ke Ethereum. Proyek seperti Arbitrum, Optimism, dan StarkNet adalah contoh nyata.
Hasilnya, Layer 2 mengurangi biaya transaksi hingga 99% dan meningkatkan kecepatan pemrosesan ratusan kali lipat dibanding Layer 1. Namun, Layer 2 hanya fokus pada satu tujuan: meningkatkan throughput dalam satu blockchain.
Layer 3: Ekosistem Blockchain yang Saling Berinteraksi
Layer 3 adalah lompatan berikutnya. Jika Layer 2 menyelesaikan masalah kecepatan dan biaya, Layer 3 menyelesaikan masalah lain: bagaimana menghubungkan banyak blockchain secara mulus?
Layer 3 dibangun di atas fondasi Layer 2, tetapi tujuannya bukan mempercepat, melainkan menciptakan jaringan blockchain yang dapat berinteraksi secara seamless. Sebuah transaksi bisa dimulai dari Ethereum L2, berpindah ke Solana, lalu berakhir di Polkadot tanpa perlu perantara terpusat.
Fitur utama Layer 3:
Kemampuan interaksi lintas rantai: Menggunakan protokol seperti Inter-Blockchain Communication (IBC) dari Cosmos, Layer 3 memungkinkan data dan aset berpindah antar blockchain.
Aplikasi khusus: Layer 3 adalah tempat menjalankan dApp kompleks seperti game on-chain, protokol DeFi, atau sistem penyimpanan terdistribusi yang membutuhkan kecepatan tinggi dan biaya rendah.
Biaya optimal: Dengan menggunakan teknik kompresi data canggih dan mekanisme konsensus hybrid, Layer 3 menjaga biaya sangat rendah.
Perbandingan Layer 2 dan Layer 3: Dua Dunia Berbeda
Sederhananya: Layer 2 menyelesaikan masalah “lebih cepat”, Layer 3 menyelesaikan masalah “lebih luas”.
Proyek Layer 3 yang Sedang Membentuk Masa Depan
Polkadot: Jaringan multi-chain yang memungkinkan parachain terhubung ke relay chain utama. Parachain seperti Acala, Moonbeam, Astar, dan Clover Finance adalah aplikasi nyata yang berjalan di Polkadot.
Cosmos dengan Protokol IBC: Membuat “internet blockchain” di mana rantai seperti Akash Network, Osmosis, Band Protocol, Injective, dan Fetch.AI dapat berkomunikasi.
Chainlink: Meskipun sering disebut oracle, Chainlink sebenarnya berfungsi sebagai Layer 3 dengan menghubungkan kontrak pintar di Ethereum, Avalanche, Optimism, dan Polygon dengan data eksternal dan peristiwa dunia nyata.
Orbs: Blockchain Layer 3 dengan mekanisme konsensus hybrid PoS, sepenuhnya kompatibel dengan EVM. Beroperasi paralel dengan Ethereum, Polygon, BNB Chain, Avalanche, dan Fantom, memproses dApp yang membutuhkan kecepatan tinggi.
Superchain (Open Index Protocol): Fokus pada pengindeksan data terdesentralisasi di blockchain, cocok untuk penggunaan DeFi, NFT, dan Web3.
Layer 1, Layer 2, dan Layer 3: Perbedaan Inti
Layer 1 adalah lapisan dasar, menentukan aturan utama blockchain. Mengutamakan keamanan dan desentralisasi tetapi terbatas oleh kecepatan.
Layer 2 adalah lapisan tambahan, dibangun di atas Layer 1 untuk mengatasi masalah kecepatan. Memproses transaksi di luar chain lalu mengirim hasilnya ke Layer 1.
Layer 3 adalah lapisan koneksi, dibangun di atas Layer 2 (atau langsung di atas Layer 1) untuk menciptakan ekosistem blockchain yang saling berinteraksi. Tidak hanya cepat dan murah, tetapi juga memungkinkan blockchain beroperasi secara harmonis.
Kesimpulan: Masa Depan Blockchain Terlayer
Perkembangan dari Layer 1 ke Layer 2 lalu ke Layer 3 bukanlah penggantian, melainkan pelengkap. Setiap lapisan menyelesaikan masalah tertentu: Layer 1 menjamin keamanan, Layer 2 meningkatkan kecepatan, Layer 3 menghubungkan semuanya menjadi satu jaringan tunggal.
Blockchain layer 3 berada di garis depan revolusi ini, membentuk masa depan di mana blockchain tidak hanya cepat dan aman, tetapi juga benar-benar terdesentralisasi dan saling berinteraksi. Itu adalah langkah penting agar blockchain bertransformasi dari teknologi luar ke dalam kehidupan sehari-hari.