Kesimpulan terlebih dahulu: MSG (monosodium glutamate) sama sekali tidak dapat menyembuhkan bipolar disorder. Faktanya, penelitian ilmiah malah menunjukkan bahwa konsumsi MSG secara berlebihan dapat berdampak negatif pada bipolar disorder atau gangguan suasana hati lainnya.
Berikut adalah alasan ilmiah mengapa "pengobatan bipolar disorder dengan MSG" tidak valid: 1. Kadar "Glutamat" di otak yang terlalu tinggi terkait dengan bipolar disorder Komponen utama MSG adalah "natrium glutamat". Glutamat adalah neurotransmitter eksitatori terpenting di otak. • Penelitian ilmiah: Banyak studi psikiatri menemukan bahwa pasien bipolar disorder (terutama saat episode mania) biasanya memiliki kadar glutamat di otak yang abnormal dan tinggi, yang menyebabkan hiperaktivitas neuron dan kerusakan sel saraf (toksisitas eksitatori). • Logika obat: Banyak obat yang digunakan untuk menstabilkan suasana hati bipolar (seperti: lithium atau beberapa antikonvulsan) mekanisme kerjanya justru menurunkan atau menekan aktivitas glutamat, untuk mencapai efek menenangkan. 2. Pengaruh MSG terhadap suasana hati Meskipun MSG dalam diet normal biasanya tidak mampu menembus blood-brain barrier dalam jumlah besar, bagi beberapa orang yang sensitif, konsumsi MSG berlebihan dapat: • Menyebabkan kecemasan atau gelisah: Bagi mereka yang sudah tidak stabil secara emosional, rangsangan saraf berlebih dapat memperburuk kecemasan. • Membebani fisiologis: Pasien bipolar sering membutuhkan pengobatan jangka panjang, dan natrium dalam MSG jika dikonsumsi berlebihan dapat mempengaruhi tekanan darah, bahkan berinteraksi dengan obat psikiatri tertentu (seperti lithium), mempengaruhi metabolisme dan efektivitas obat. 3. Dari mana asal mitos ini? Ini mungkin berasal dari kesalahpahaman terhadap nama "glutamat". Glutamat memang zat penting untuk fungsi otak dan bahan baku sintesis "GABA" (neurotransmitter yang membuat rileks). Tetapi tubuh secara otomatis mengatur kadar glutamat di otak secara presisi, dan mengonsumsi MSG untuk menambah atau mengatur neurotransmitter otak tidak hanya tidak efektif, tetapi malah bisa berbalik efeknya.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Kesimpulan terlebih dahulu: MSG (monosodium glutamate) sama sekali tidak dapat menyembuhkan bipolar disorder. Faktanya, penelitian ilmiah malah menunjukkan bahwa konsumsi MSG secara berlebihan dapat berdampak negatif pada bipolar disorder atau gangguan suasana hati lainnya.
Berikut adalah alasan ilmiah mengapa "pengobatan bipolar disorder dengan MSG" tidak valid:
1. Kadar "Glutamat" di otak yang terlalu tinggi terkait dengan bipolar disorder
Komponen utama MSG adalah "natrium glutamat". Glutamat adalah neurotransmitter eksitatori terpenting di otak.
• Penelitian ilmiah: Banyak studi psikiatri menemukan bahwa pasien bipolar disorder (terutama saat episode mania) biasanya memiliki kadar glutamat di otak yang abnormal dan tinggi, yang menyebabkan hiperaktivitas neuron dan kerusakan sel saraf (toksisitas eksitatori).
• Logika obat: Banyak obat yang digunakan untuk menstabilkan suasana hati bipolar (seperti: lithium atau beberapa antikonvulsan) mekanisme kerjanya justru menurunkan atau menekan aktivitas glutamat, untuk mencapai efek menenangkan.
2. Pengaruh MSG terhadap suasana hati
Meskipun MSG dalam diet normal biasanya tidak mampu menembus blood-brain barrier dalam jumlah besar, bagi beberapa orang yang sensitif, konsumsi MSG berlebihan dapat:
• Menyebabkan kecemasan atau gelisah: Bagi mereka yang sudah tidak stabil secara emosional, rangsangan saraf berlebih dapat memperburuk kecemasan.
• Membebani fisiologis: Pasien bipolar sering membutuhkan pengobatan jangka panjang, dan natrium dalam MSG jika dikonsumsi berlebihan dapat mempengaruhi tekanan darah, bahkan berinteraksi dengan obat psikiatri tertentu (seperti lithium), mempengaruhi metabolisme dan efektivitas obat.
3. Dari mana asal mitos ini?
Ini mungkin berasal dari kesalahpahaman terhadap nama "glutamat". Glutamat memang zat penting untuk fungsi otak dan bahan baku sintesis "GABA" (neurotransmitter yang membuat rileks). Tetapi tubuh secara otomatis mengatur kadar glutamat di otak secara presisi, dan mengonsumsi MSG untuk menambah atau mengatur neurotransmitter otak tidak hanya tidak efektif, tetapi malah bisa berbalik efeknya.