EPS berapa yang baik? Memahami dengan benar tentang indikator laba per saham
Ketika memasuki pasar saham, pertanyaan pertama yang harus dijawab oleh investor adalah: saham mana yang benar-benar bernilai? Di antaranya, indikator EPS (Earning Per Share - Laba atas setiap saham) adalah salah satu alat analisis terpenting untuk menjawab pertanyaan ini.
Hakikat dari indikator ini sangat sederhana: ini menunjukkan berapa banyak laba yang dihasilkan oleh setiap saham yang Anda miliki. Jika perusahaan memiliki laba bersih setelah pajak $1.000 dan menerbitkan 1.000 saham, maka EPS = $1. Tetapi ketika laba meningkat menjadi $1.500 di tahun berikutnya, EPS naik menjadi $1,5 - artinya setiap saham kini menghasilkan laba yang lebih tinggi 50%.
Mengapa investor harus peduli terhadap tren peningkatan EPS?
Intinya adalah: EPS berapa yang baik bukanlah angka tetap, melainkan tergantung pada tren pertumbuhan dari waktu ke waktu. Dalam jangka panjang (lebih dari 5 tahun), EPS yang meningkat secara bertahap akan mendorong kenaikan harga saham. Namun, dalam jangka pendek (kurang dari 1 tahun), psikologi pasar memainkan peran yang lebih besar. Ketika investor optimis, arus dana masuk ke pasar saham, semua saham akan mendapatkan manfaat. Sebaliknya, ketika orang takut, mereka menarik dana dari investasi berisiko, menyebabkan harga saham turun - terlepas dari apakah EPS meningkat atau tidak.
Oleh karena itu, untuk menentukan apakah saham benar-benar bernilai investasi, Anda tidak bisa hanya mengandalkan EPS saja.
5 Kondisi kombinasi untuk memilih saham potensial
1. Indeks EPS harus memiliki tren peningkatan yang stabil
Tidak hanya EPS tinggi, tetapi juga harus meningkat secara konsisten. Sebuah saham dengan EPS $2 tetapi menurun dibandingkan tahun sebelumnya### biasanya tidak layak diinvestasikan, sementara saham dengan EPS $1,5 tetapi meningkat secara terus-menerus dalam 3-5 tahun adalah sinyal yang baik.
( 2. Pendapatan harus tumbuh secara nyata
Banyak perusahaan bisa “bermain-main” dengan EPS dengan menjual aset )tanah, pabrik, kantor### untuk menghasilkan laba sementara. Untuk membedakan, lihat total pendapatan perusahaan. Rumus sederhana:
Pendapatan total meningkat → Laba bersih meningkat → EPS meningkat → Harga saham meningkat
Jika pendapatan tidak meningkat tetapi EPS naik, sangat mungkin itu disebabkan oleh penjualan aset sekali saja, bukan pertumbuhan yang berkelanjutan.
3. Dividen harus stabil dan memiliki tren peningkatan
Ketika perusahaan beroperasi dengan baik, mereka akan membagikan dividen kepada pemegang saham. McDonald adalah contoh yang jelas - perusahaan ini secara konsisten meningkatkan dividen tahunan selama 43 tahun, dan jumlah pemegang saham baru juga meningkat. Ini adalah sinyal yang jelas tentang kesehatan keuangan jangka panjang perusahaan.
4. Rasio P/E harus berada pada tingkat yang wajar
Indeks P/E = Harga saham ÷ EPS
P/E memberi tahu Anda: berapa banyak yang harus Anda bayar untuk setiap dolar laba?
P/E > 25: Harga terlalu tinggi, sudah terlalu optimis
P/E < 12: Harga rendah, masih ada peluang
Namun, standar ini berbeda-beda tergantung bidang dan pasar. Perusahaan teknologi bisa memiliki P/E 30-40 yang masih wajar, sementara perusahaan manufaktur tradisional dengan P/E di atas 20 dianggap mahal.
$40 5. Perusahaan harus memiliki rencana buyback saham
Ketika perusahaan membeli kembali saham yang beredar di pasar, jumlah saham yang beredar berkurang. Ini secara otomatis meningkatkan EPS meskipun laba tidak berubah.
Contoh: Tahun 2018, perusahaan ABC memiliki laba (dan 40 saham beredar) → EPS = $1. Tahun 2019, laba tetap $40, tetapi perusahaan membeli kembali 20 saham, tersisa 20 saham → EPS = $2. Harga saham biasanya akan meningkat dua kali lipat sesuai.
Peringatan: Peningkatan EPS tidak selalu baik
Banyak investor melakukan kesalahan dengan hanya melihat peningkatan EPS dan lupa memeriksa arus kas nyata (cash flow$1 perusahaan.
Netflix adalah pelajaran yang jelas. EPS Netflix meningkat terus selama bertahun-tahun, tetapi perusahaan ini justru mengakumulasi utang besar dan arus kas selalu negatif. Ini seperti orang yang berpenghasilan tinggi )juta/tahun tetapi menghabiskan $1,5 juta per tahun - di atas kertas tampak kaya, tetapi kenyataannya bank kosong, utang menumpuk.
Oleh karena itu, periksa arus kas nyata untuk mengetahui apakah perusahaan benar-benar menghasilkan uang atau hanya “laba palsu”.
Kesimpulan: Waktu adalah kunci
Dengan menggabungkan kelima kriteria di atas - EPS meningkat, pendapatan nyata, dividen stabil, P/E wajar, dan adanya buyback saham - kemungkinan memilih saham pertumbuhan yang berkelanjutan akan jauh lebih tinggi.
Namun, jangan hanya mengandalkan EPS untuk keputusan beli/jual dalam 1-2 tahun. Indikator ini benar-benar efektif saat dipantau selama 3-5 tahun ke atas, karena saat itulah pertumbuhan nyata muncul, terpisah dari faktor acak pasar.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
5 Kriteria untuk Memilih Saham Pertumbuhan Berkelanjutan melalui Analisis EPS
EPS berapa yang baik? Memahami dengan benar tentang indikator laba per saham
Ketika memasuki pasar saham, pertanyaan pertama yang harus dijawab oleh investor adalah: saham mana yang benar-benar bernilai? Di antaranya, indikator EPS (Earning Per Share - Laba atas setiap saham) adalah salah satu alat analisis terpenting untuk menjawab pertanyaan ini.
Rumus menghitung EPS: EPS = (Laba bersih - Dividen preferen) / Jumlah saham beredar
Hakikat dari indikator ini sangat sederhana: ini menunjukkan berapa banyak laba yang dihasilkan oleh setiap saham yang Anda miliki. Jika perusahaan memiliki laba bersih setelah pajak $1.000 dan menerbitkan 1.000 saham, maka EPS = $1. Tetapi ketika laba meningkat menjadi $1.500 di tahun berikutnya, EPS naik menjadi $1,5 - artinya setiap saham kini menghasilkan laba yang lebih tinggi 50%.
Mengapa investor harus peduli terhadap tren peningkatan EPS?
Intinya adalah: EPS berapa yang baik bukanlah angka tetap, melainkan tergantung pada tren pertumbuhan dari waktu ke waktu. Dalam jangka panjang (lebih dari 5 tahun), EPS yang meningkat secara bertahap akan mendorong kenaikan harga saham. Namun, dalam jangka pendek (kurang dari 1 tahun), psikologi pasar memainkan peran yang lebih besar. Ketika investor optimis, arus dana masuk ke pasar saham, semua saham akan mendapatkan manfaat. Sebaliknya, ketika orang takut, mereka menarik dana dari investasi berisiko, menyebabkan harga saham turun - terlepas dari apakah EPS meningkat atau tidak.
Oleh karena itu, untuk menentukan apakah saham benar-benar bernilai investasi, Anda tidak bisa hanya mengandalkan EPS saja.
5 Kondisi kombinasi untuk memilih saham potensial
1. Indeks EPS harus memiliki tren peningkatan yang stabil
Tidak hanya EPS tinggi, tetapi juga harus meningkat secara konsisten. Sebuah saham dengan EPS $2 tetapi menurun dibandingkan tahun sebelumnya### biasanya tidak layak diinvestasikan, sementara saham dengan EPS $1,5 tetapi meningkat secara terus-menerus dalam 3-5 tahun adalah sinyal yang baik.
( 2. Pendapatan harus tumbuh secara nyata
Banyak perusahaan bisa “bermain-main” dengan EPS dengan menjual aset )tanah, pabrik, kantor### untuk menghasilkan laba sementara. Untuk membedakan, lihat total pendapatan perusahaan. Rumus sederhana:
Pendapatan total meningkat → Laba bersih meningkat → EPS meningkat → Harga saham meningkat
Jika pendapatan tidak meningkat tetapi EPS naik, sangat mungkin itu disebabkan oleh penjualan aset sekali saja, bukan pertumbuhan yang berkelanjutan.
3. Dividen harus stabil dan memiliki tren peningkatan
Ketika perusahaan beroperasi dengan baik, mereka akan membagikan dividen kepada pemegang saham. McDonald adalah contoh yang jelas - perusahaan ini secara konsisten meningkatkan dividen tahunan selama 43 tahun, dan jumlah pemegang saham baru juga meningkat. Ini adalah sinyal yang jelas tentang kesehatan keuangan jangka panjang perusahaan.
4. Rasio P/E harus berada pada tingkat yang wajar
Indeks P/E = Harga saham ÷ EPS
P/E memberi tahu Anda: berapa banyak yang harus Anda bayar untuk setiap dolar laba?
Namun, standar ini berbeda-beda tergantung bidang dan pasar. Perusahaan teknologi bisa memiliki P/E 30-40 yang masih wajar, sementara perusahaan manufaktur tradisional dengan P/E di atas 20 dianggap mahal.
$40 5. Perusahaan harus memiliki rencana buyback saham
Ketika perusahaan membeli kembali saham yang beredar di pasar, jumlah saham yang beredar berkurang. Ini secara otomatis meningkatkan EPS meskipun laba tidak berubah.
Contoh: Tahun 2018, perusahaan ABC memiliki laba (dan 40 saham beredar) → EPS = $1. Tahun 2019, laba tetap $40, tetapi perusahaan membeli kembali 20 saham, tersisa 20 saham → EPS = $2. Harga saham biasanya akan meningkat dua kali lipat sesuai.
Peringatan: Peningkatan EPS tidak selalu baik
Banyak investor melakukan kesalahan dengan hanya melihat peningkatan EPS dan lupa memeriksa arus kas nyata (cash flow$1 perusahaan.
Netflix adalah pelajaran yang jelas. EPS Netflix meningkat terus selama bertahun-tahun, tetapi perusahaan ini justru mengakumulasi utang besar dan arus kas selalu negatif. Ini seperti orang yang berpenghasilan tinggi )juta/tahun tetapi menghabiskan $1,5 juta per tahun - di atas kertas tampak kaya, tetapi kenyataannya bank kosong, utang menumpuk.
Oleh karena itu, periksa arus kas nyata untuk mengetahui apakah perusahaan benar-benar menghasilkan uang atau hanya “laba palsu”.
Kesimpulan: Waktu adalah kunci
Dengan menggabungkan kelima kriteria di atas - EPS meningkat, pendapatan nyata, dividen stabil, P/E wajar, dan adanya buyback saham - kemungkinan memilih saham pertumbuhan yang berkelanjutan akan jauh lebih tinggi.
Namun, jangan hanya mengandalkan EPS untuk keputusan beli/jual dalam 1-2 tahun. Indikator ini benar-benar efektif saat dipantau selama 3-5 tahun ke atas, karena saat itulah pertumbuhan nyata muncul, terpisah dari faktor acak pasar.