Turki mengambil pendekatan berbeda untuk mengendalikan inflasi: pemerintah baru saja menyetujui kenaikan pajak yang moderat pada barang dan jasa penting mulai tahun 2026, dengan bahan bakar kendaraan yang terkena dampak cukup keras. Langkah ini merupakan bagian dari dorongan terkoordinasi dengan bank sentral untuk mengendalikan kembali inflasi. Ini tidak agresif, tetapi menunjukkan bahwa otoritas bersedia menekan permintaan dari sisi konsumen sambil membiarkan kebijakan moneter melakukan pekerjaan beratnya. Bagi pasar yang memantau tren makro, jenis pengencangan fiskal seperti ini di negara berkembang sering memperburuk tekanan mata uang dan mempengaruhi aliran modal lintas batas—perlu dipantau.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
15 Suka
Hadiah
15
4
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
PrivacyMaximalist
· 12-26 11:21
Operasi Turki ini sebenarnya seperti minum racun untuk menghilangkan dahaga, biaya bahan bakar yang melonjak langsung membuat konsumsi mati, tekanan nilai tukar ini sudah lama menjadi bom waktu, kan?
Lihat AsliBalas0
LonelyAnchorman
· 12-26 11:18
Langkah ini di Turki agak lambat, pajak baru mulai diterapkan dari tahun 26, kenaikan harga bensin sangat tajam... Rasanya agak terlambat, inflasi sudah tidak terkendali sejak lama, kan?
Lihat AsliBalas0
FancyResearchLab
· 12-26 11:17
Set kombinasi ini di Turki secara teori seharusnya bisa dilakukan, tetapi lagi-lagi di sisi konsumsi mereka sedang mengeruk keuntungan, sementara Lu Ban No.7 sedang dalam proses pembangunan.
Lihat AsliBalas0
IfIWereOnChain
· 12-26 11:01
Operasi Turki kali ini cukup menarik, harga minyak akan naik, sehingga tekanan di sisi konsumsi menjadi lebih besar... baru akan mulai diterapkan pada tahun 2026, beri waktu bagi pasar untuk merespons.
Turki mengambil pendekatan berbeda untuk mengendalikan inflasi: pemerintah baru saja menyetujui kenaikan pajak yang moderat pada barang dan jasa penting mulai tahun 2026, dengan bahan bakar kendaraan yang terkena dampak cukup keras. Langkah ini merupakan bagian dari dorongan terkoordinasi dengan bank sentral untuk mengendalikan kembali inflasi. Ini tidak agresif, tetapi menunjukkan bahwa otoritas bersedia menekan permintaan dari sisi konsumen sambil membiarkan kebijakan moneter melakukan pekerjaan beratnya. Bagi pasar yang memantau tren makro, jenis pengencangan fiskal seperti ini di negara berkembang sering memperburuk tekanan mata uang dan mempengaruhi aliran modal lintas batas—perlu dipantau.