Nilai Yen yang melemah pada tahun 2566 menjadi perhatian utama yang diikuti secara ketat oleh investor di seluruh dunia, karena Yen bukan hanya mata uang biasa tetapi juga indikator penting kesehatan ekonomi Jepang dan mencerminkan hubungan dengan pasar global. Dengan volume perdagangan yang menempati posisi 5 besar, Yen juga berfungsi sebagai aset aman saat terjadi krisis keuangan.
Mengapa Yen melemah secara terus-menerus
Kelemahan Yen saat ini bukan kebetulan, melainkan disebabkan oleh perbedaan kebijakan antara bank sentral yang berbeda. Sementara Federal Reserve dan ECB mulai melonggarkan kebijakan moneter yang ketat, Jepang tetap berhati-hati dan menyesuaikan pengendalian yield curve (YCC) dengan cukup percaya diri.
Data dari bank: Jepang adalah ekonomi ke-4 terbesar di dunia dengan PDB sekitar 4,19 triliun dolar AS, diperkirakan akan menjadi peringkat 5 pada tahun 2025. Fakta ini mencerminkan posisi Jepang dalam sistem ekonomi global.
Faktor utama yang menggerakkan nilai tukar JPY/THB
1. Kebijakan suku bunga dan inflasi
Harga Yen menyesuaikan diri berdasarkan perbedaan suku bunga antar negara. Saat ini, suku bunga kebijakan Jepang adalah -0,1%, sementara inflasi di Jepang mencapai 2,5%-3,5% sejak awal 2025, lebih tinggi dari target 2% Bank of Japan.
2. Pergerakan dalam pelonggaran kuantitatif (QE)
Bank of Japan mengurangi pembelian obligasi bulanan dari 9 triliun Yen menjadi 7,5 triliun Yen pada kuartal kedua 2025. Perubahan kecil ini membantu mempercepat pemulihan Yen.
3. Neraca perdagangan (Trade Balance) dan permintaan terhadap Yen
Thailand tetap menarik investasi asing, sehingga Baht stabil. Pariwisata dan perdagangan regional kuat, yang mendorong Yen melemah terhadap Baht.
Tren perubahan di tahun 2025
Pasangan mata uang JPY/THB saat ini diperdagangkan di 0,2176 Baht per Yen, sedikit di atas support puluhan tahun di 0,2150. Dalam dekade terakhir, Yen melemah lebih dari 30% terhadap Baht.
Setelah Bank of Japan mengurangi pembelian obligasi, Yen mulai sedikit menguat dari 0,2130 ke 0,2176, ini dianggap sebagai breakout sesuai teknik.
Yang perlu diperhatikan di akhir tahun 2025: Jika BOJ keluar dari YCC secara tegas dan inflasi tetap tinggi, Yen bisa bergerak ke 0,2250-0,2300. Tetapi jika kebijakan moneter dikendalikan kembali, Yen bisa kembali menguji level terendah baru.
Prediksi tahun 2026: Ketika ekonomi utama berubah arah
Melihat tren jangka panjang, JPY/THB perlahan menurun sejak 2012. Setelah turun di bawah 0,2400 pada 2023, Yen berusaha pulih tetapi masih kekurangan momentum.
Sinyal utama untuk 2026:
Jika support di 0,2150 tetap bertahan dan faktor ekonomi mendukung, Yen bisa perlahan naik ke 0,2300-0,2400 di 2026. Namun, jika tidak mampu bertahan di level saat ini, Yen bisa menurun lagi ke level terendah di bawah 0,2100, terutama jika Jepang tetap melonggarkan kebijakan moneter, sementara Thailand mendapat manfaat dari pertumbuhan regional dan masuknya dana asing.
Faktor yang akan memandu di 2026:
Perbedaan suku bunga: Jika inflasi global melandai dan Fed menurunkan suku bunga lagi, sementara Jepang secara bertahap mengendalikan kebijakan, perbedaan ini akan mendukung penguatan Yen. Sebaliknya, jika BOJ menunda pengendalian, Yen bisa tetap melemah.
Sinyal dari BOJ: Penghentian suku bunga negatif atau revisi YCC akan memberi sinyal kekuatan Yen, tergantung timing-nya.
Arus modal dan ketegangan geopolitik: Investor institusi Jepang mungkin mengirim kembali dana ke dalam negeri saat ketidakpastian meningkat. Konflik di Asia bisa meningkatkan permintaan Yen sebagai aset aman regional.
Pandangan dari indikator teknikal: Sinyal dari indikator
Chart per jam JPY/THB menunjukkan sinyal jual dari 7 indikator teknikal, 1 indikator beli, dan 5 netral. Rata-rata moving average menunjukkan keseimbangan: 6 sinyal beli dan 6 sinyal jual.
Ini menunjukkan tidak ada tren jangka pendek yang jelas, tetapi indikator teknikal yang condong ke bawah menunjukkan tekanan bearish, sehingga tren jangka pendek cenderung turun. Namun, banyaknya sinyal jual dan level support jangka panjang bisa menunjukkan potensi pembalikan jika sentimen pasar berubah.
Kesimpulan: 2025-2026 adalah titik perubahan Yen
Kelemahan Yen tahun 2566-2567 tergantung seberapa cepat kebijakan BOJ berubah. Jika BOJ menunda pengendalian, Yen akan tetap lemah, tetapi perubahan kebijakan utama akan mendukung pemulihan.
Poin utama yang harus diikuti trader dan investor:
Pengumuman kebijakan BOJ setiap kuartal
Perbedaan suku bunga JPY/USD
Data inflasi dan pertumbuhan Jepang
Pergerakan dana internasional
2025 bisa menjadi tahun transisi penting bagi Yen setelah periode pelemahan yang panjang.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Yen Jepang tahun 2025-2026: Apa sinyal yang harus diperhatikan oleh trader
Nilai Yen yang melemah pada tahun 2566 menjadi perhatian utama yang diikuti secara ketat oleh investor di seluruh dunia, karena Yen bukan hanya mata uang biasa tetapi juga indikator penting kesehatan ekonomi Jepang dan mencerminkan hubungan dengan pasar global. Dengan volume perdagangan yang menempati posisi 5 besar, Yen juga berfungsi sebagai aset aman saat terjadi krisis keuangan.
Mengapa Yen melemah secara terus-menerus
Kelemahan Yen saat ini bukan kebetulan, melainkan disebabkan oleh perbedaan kebijakan antara bank sentral yang berbeda. Sementara Federal Reserve dan ECB mulai melonggarkan kebijakan moneter yang ketat, Jepang tetap berhati-hati dan menyesuaikan pengendalian yield curve (YCC) dengan cukup percaya diri.
Data dari bank: Jepang adalah ekonomi ke-4 terbesar di dunia dengan PDB sekitar 4,19 triliun dolar AS, diperkirakan akan menjadi peringkat 5 pada tahun 2025. Fakta ini mencerminkan posisi Jepang dalam sistem ekonomi global.
Faktor utama yang menggerakkan nilai tukar JPY/THB
1. Kebijakan suku bunga dan inflasi
Harga Yen menyesuaikan diri berdasarkan perbedaan suku bunga antar negara. Saat ini, suku bunga kebijakan Jepang adalah -0,1%, sementara inflasi di Jepang mencapai 2,5%-3,5% sejak awal 2025, lebih tinggi dari target 2% Bank of Japan.
2. Pergerakan dalam pelonggaran kuantitatif (QE)
Bank of Japan mengurangi pembelian obligasi bulanan dari 9 triliun Yen menjadi 7,5 triliun Yen pada kuartal kedua 2025. Perubahan kecil ini membantu mempercepat pemulihan Yen.
3. Neraca perdagangan (Trade Balance) dan permintaan terhadap Yen
Thailand tetap menarik investasi asing, sehingga Baht stabil. Pariwisata dan perdagangan regional kuat, yang mendorong Yen melemah terhadap Baht.
Tren perubahan di tahun 2025
Pasangan mata uang JPY/THB saat ini diperdagangkan di 0,2176 Baht per Yen, sedikit di atas support puluhan tahun di 0,2150. Dalam dekade terakhir, Yen melemah lebih dari 30% terhadap Baht.
Setelah Bank of Japan mengurangi pembelian obligasi, Yen mulai sedikit menguat dari 0,2130 ke 0,2176, ini dianggap sebagai breakout sesuai teknik.
Yang perlu diperhatikan di akhir tahun 2025: Jika BOJ keluar dari YCC secara tegas dan inflasi tetap tinggi, Yen bisa bergerak ke 0,2250-0,2300. Tetapi jika kebijakan moneter dikendalikan kembali, Yen bisa kembali menguji level terendah baru.
Prediksi tahun 2026: Ketika ekonomi utama berubah arah
Melihat tren jangka panjang, JPY/THB perlahan menurun sejak 2012. Setelah turun di bawah 0,2400 pada 2023, Yen berusaha pulih tetapi masih kekurangan momentum.
Sinyal utama untuk 2026:
Jika support di 0,2150 tetap bertahan dan faktor ekonomi mendukung, Yen bisa perlahan naik ke 0,2300-0,2400 di 2026. Namun, jika tidak mampu bertahan di level saat ini, Yen bisa menurun lagi ke level terendah di bawah 0,2100, terutama jika Jepang tetap melonggarkan kebijakan moneter, sementara Thailand mendapat manfaat dari pertumbuhan regional dan masuknya dana asing.
Faktor yang akan memandu di 2026:
Perbedaan suku bunga: Jika inflasi global melandai dan Fed menurunkan suku bunga lagi, sementara Jepang secara bertahap mengendalikan kebijakan, perbedaan ini akan mendukung penguatan Yen. Sebaliknya, jika BOJ menunda pengendalian, Yen bisa tetap melemah.
Sinyal dari BOJ: Penghentian suku bunga negatif atau revisi YCC akan memberi sinyal kekuatan Yen, tergantung timing-nya.
Arus modal dan ketegangan geopolitik: Investor institusi Jepang mungkin mengirim kembali dana ke dalam negeri saat ketidakpastian meningkat. Konflik di Asia bisa meningkatkan permintaan Yen sebagai aset aman regional.
Pandangan dari indikator teknikal: Sinyal dari indikator
Chart per jam JPY/THB menunjukkan sinyal jual dari 7 indikator teknikal, 1 indikator beli, dan 5 netral. Rata-rata moving average menunjukkan keseimbangan: 6 sinyal beli dan 6 sinyal jual.
Ini menunjukkan tidak ada tren jangka pendek yang jelas, tetapi indikator teknikal yang condong ke bawah menunjukkan tekanan bearish, sehingga tren jangka pendek cenderung turun. Namun, banyaknya sinyal jual dan level support jangka panjang bisa menunjukkan potensi pembalikan jika sentimen pasar berubah.
Kesimpulan: 2025-2026 adalah titik perubahan Yen
Kelemahan Yen tahun 2566-2567 tergantung seberapa cepat kebijakan BOJ berubah. Jika BOJ menunda pengendalian, Yen akan tetap lemah, tetapi perubahan kebijakan utama akan mendukung pemulihan.
Poin utama yang harus diikuti trader dan investor:
2025 bisa menjadi tahun transisi penting bagi Yen setelah periode pelemahan yang panjang.