The Federal Reserve's December rate cut of 25 basis points, pushing the target range down to 3.5%-3.75%, was in line with expectations, but the market sensed different signals. Powell's cautious wording — "interest rates are approaching a neutral level" — led many to anticipate a possible pause in rate cuts in January. Goolsbee and Schmidt voted against the move, advocating to maintain the current stance; meanwhile, Milan was more aggressive, calling for a 50 basis point cut in one go. These internal disagreements actually reflect the real dilemma faced by the Federal Reserve.
Jangan tertipu oleh "pergeseran hawkish" yang tampak di permukaan. Analisis dari lembaga secara umum menunjukkan bahwa logika inti Federal Reserve belum berubah — menjaga kestabilan pasar tenaga kerja tetap menjadi prioritas utama. Bahkan jika tekanan tarif dapat mendorong inflasi naik, mereka tetap cenderung untuk terlebih dahulu mengatasi kelemahan di pasar tenaga kerja. Pemotongan suku bunga di bulan Desember bukanlah perubahan mendadak, melainkan hasil dari keberlanjutan logika tersebut.
Data CPI terbaru turun ke 2,7%, memperkuat ekspektasi pasar terhadap kemungkinan pemotongan suku bunga berikutnya. Lembaga memperkirakan ada ruang untuk dua kali pemotongan 25 basis poin pada Maret dan Juni tahun depan, sehingga suku bunga mungkin mencapai kisaran 3%-3,25%. Paruh kedua tahun juga berpotensi menghadirkan peluang pemotongan ketiga. Pelantikan ketua Federal Reserve baru pada Mei, jika cenderung ke arah kebijakan yang lebih dovish, dapat memperpanjang siklus pelonggaran tersebut.
Namun, variabel tetap ada. Sikap kebijakan baru terhadap tarif, serta pengaruh pemerintahan Trump terhadap calon ketua Federal Reserve, semuanya bisa mengubah skenario ini. Jika inflasi didorong oleh tarif, Federal Reserve mungkin terpaksa menginjak rem. Pada tahun 2026, pasar kripto global sedang menunggu langkah selanjutnya dari Federal Reserve.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
11 Suka
Hadiah
11
3
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
LiquidityWhisperer
· 11jam yang lalu
Powell kembali menunjukkan sikap hawkish, tetapi ritme pemotongan suku bunga tahun depan sebenarnya tidak berubah, hanya memberi sinyal psikologis kepada pasar agar tidak terlalu cepat bersemangat.
Variabel sebenarnya ada di tangan Trump, jika kebijakan tarif diacak-acak, Federal Reserve harus menjadi lebih hawkish meskipun mereka cenderung dovish.
Tunggu saja pelantikan ketua baru pada bulan Mei, itu akan menjadi titik balik yang sebenarnya, saat ini semuanya masih dalam tahap persiapan.
Kemungkinan besar masih ada ruang untuk penurunan suku bunga di pertengahan tahun depan, tetapi di paruh kedua akan bergantung pada perkembangan tarif.
CPI turun ke 2.7% membuat semua orang mulai bermimpi lagi, kenyataannya selalu memberi tamparan keras.
Perpecahan internal di Federal Reserve sebenarnya menunjukkan bahwa tidak ada yang benar-benar tahu langkah selanjutnya harus bagaimana, kita semua sedang menebak.
Lihat AsliBalas0
NotSatoshi
· 11jam yang lalu
Powell memang sedang melempar kesalahan, pasti akan berhenti pada Januari
Lihat AsliBalas0
tokenomics_truther
· 11jam yang lalu
鲍威尔 ini "mendekati netral" pernyataannya, terdengar seperti sedang membuka jalan untuk berhenti memotong suku bunga pada Januari
Berapa kali lagi bisa dipotong tahun depan tergantung pada bagaimana bom waktu tarif akan meledak, seberapa jauh siklus pelonggaran bisa berjalan benar-benar menggantung
Jika ketua baru pada Mei nanti terlalu dovish, itu akan sangat menarik
Jika tarif meningkatkan inflasi, Federal Reserve akan berbalik lebih cepat dari apa pun, jangan tertipu oleh logika ini yang tampak di permukaan
CPI 2.7% terlihat nyaman, tapi jangan terlalu cepat berbahagia, naskah tahun 2026 siapa yang bisa menulisnya
The Federal Reserve's December rate cut of 25 basis points, pushing the target range down to 3.5%-3.75%, was in line with expectations, but the market sensed different signals. Powell's cautious wording — "interest rates are approaching a neutral level" — led many to anticipate a possible pause in rate cuts in January. Goolsbee and Schmidt voted against the move, advocating to maintain the current stance; meanwhile, Milan was more aggressive, calling for a 50 basis point cut in one go. These internal disagreements actually reflect the real dilemma faced by the Federal Reserve.
Jangan tertipu oleh "pergeseran hawkish" yang tampak di permukaan. Analisis dari lembaga secara umum menunjukkan bahwa logika inti Federal Reserve belum berubah — menjaga kestabilan pasar tenaga kerja tetap menjadi prioritas utama. Bahkan jika tekanan tarif dapat mendorong inflasi naik, mereka tetap cenderung untuk terlebih dahulu mengatasi kelemahan di pasar tenaga kerja. Pemotongan suku bunga di bulan Desember bukanlah perubahan mendadak, melainkan hasil dari keberlanjutan logika tersebut.
Data CPI terbaru turun ke 2,7%, memperkuat ekspektasi pasar terhadap kemungkinan pemotongan suku bunga berikutnya. Lembaga memperkirakan ada ruang untuk dua kali pemotongan 25 basis poin pada Maret dan Juni tahun depan, sehingga suku bunga mungkin mencapai kisaran 3%-3,25%. Paruh kedua tahun juga berpotensi menghadirkan peluang pemotongan ketiga. Pelantikan ketua Federal Reserve baru pada Mei, jika cenderung ke arah kebijakan yang lebih dovish, dapat memperpanjang siklus pelonggaran tersebut.
Namun, variabel tetap ada. Sikap kebijakan baru terhadap tarif, serta pengaruh pemerintahan Trump terhadap calon ketua Federal Reserve, semuanya bisa mengubah skenario ini. Jika inflasi didorong oleh tarif, Federal Reserve mungkin terpaksa menginjak rem. Pada tahun 2026, pasar kripto global sedang menunggu langkah selanjutnya dari Federal Reserve.