Warren Buffett adalah dari latar belakang kewarganegaraan Amerika yang dianggap sebagai salah satu investor paling sukses di dunia. Dia pernah mengkritik EBITDA sebagai indikator yang tidak mampu menunjukkan potensi sebenarnya dari sebuah perusahaan. Tetapi mengapa banyak investor tetap menggunakan alat ini dalam analisis struktur keuangan? Jawabannya harus berasal dari pemahaman tentang apa itu EBITDA dan apa saja keterbatasannya.
EBITDA: Laba yang hanya menunjukkan bagian utama
EBITDA singkatan dari Earnings Before Interest, Tax, Depreciation, and Amortization yang berarti “laba sebelum bunga, pajak, biaya penyusutan, dan amortisasi”. Secara praktis, EBITDA adalah penghasilan kas yang diperoleh perusahaan dari operasinya, sementara sementara tidak mempertimbangkan beberapa biaya tambahan.
Perusahaan-perusahaan seperti Tesla, SEA Group, dan perusahaan lain yang sedang tumbuh pesat sering menampilkan angka EBITDA untuk menunjukkan kekuatan mereka dalam menciptakan nilai, tanpa harus menunggu laba bersih keluar.
Bagaimana cara menghitung EBITDA dengan benar
Rumus umum yang digunakan akuntan adalah:
EBITDA = Laba sebelum pajak + biaya keuangan + biaya penyusutan + amortisasi
Atau cara lain: EBITDA = EBIT + biaya penyusutan + amortisasi
Contoh perhitungan dari data nyata
Mari kita lihat studi kasus dari PT Thai President Foods tahun 2563:
Untuk apa EBITDA digunakan dan cocok untuk analisis apa
EBITDA berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari operasi utama tanpa harus khawatir tentang masalah keuangan, kebijakan akuntansi, atau situasi pajak. Hal ini memudahkan perbandingan antar perusahaan dalam industri yang sama.
Namun, para akademisi mayoritas menyarankan agar EBITDA digunakan hanya dalam jangka pendek (1-2 tahun) saja, karena dalam jangka panjang biaya-biaya tersebut akan berdampak nyata terhadap likuiditas perusahaan.
Margin EBITDA: indikator yang lebih penting
Margin EBITDA = (EBITDA ÷ total pendapatan) × 100
Margin EBITDA yang baik sebaiknya di atas 10%, karena menunjukkan bahwa perusahaan mampu mengubah pendapatan menjadi laba dari operasi secara efisien. Semakin tinggi Margin EBITDA, semakin rendah risiko keuangan.
Perbandingan: EBITDA vs Operating Income
Baik EBITDA maupun Operating Income keduanya adalah indikator kemampuan menghasilkan laba, tetapi memiliki perbedaan penting:
Operating Income (pendapatan dari operasi) adalah pendapatan utama dari bisnis dikurangi seluruh biaya operasi.
Rumus: Operating Income = Pendapatan total - biaya penjualan - biaya operasional
Perbedaan utamanya:
EBITDA tidak dikurangi biaya penyusutan, amortisasi, bunga, dan pajak
Operating Income sudah mengurangi biaya-biaya tersebut, sehingga mencerminkan laba yang lebih lengkap
Operating Income diakui dalam standar akuntansi GAAP, sementara EBITDA dianggap angka yang bisa disesuaikan.
Di mana menemukan angka EBITDA
Sebagian besar laporan keuangan umum tidak menampilkan EBITDA secara langsung, tetapi beberapa perusahaan seperti MINOR INTERNATIONAL biasanya menyertakan data ini dalam laporan tahunan.
Jika perusahaan tidak menampilkan EBITDA, Anda bisa menghitung sendiri dari data laporan keuangan karena semua data yang diperlukan sudah tersedia di sana.
Peringatan penting tentang penggunaan EBITDA
Angka yang dapat disesuaikan
EBITDA adalah indikator yang bisa dimanipulasi karena penyesuaian biaya tertentu. Perusahaan bisa saja mengubah angka ini untuk menciptakan gambaran yang lebih baik dari kenyataan.
Tidak mencerminkan kekuatan sebenarnya
Karena EBITDA tidak memperhitungkan biaya keuangan, pajak, penyusutan, dan amortisasi, angka ini bisa menyembunyikan masalah seperti utang yang tinggi atau biaya jangka panjang yang terus meningkat, yang dapat menyesatkan investor.
Tidak menunjukkan kondisi likuiditas
Warren Buffett mengkritik EBITDA karena tidak mampu mencerminkan jumlah kas yang harus digunakan perusahaan untuk membayar utang, biaya peralatan, dan pengeluaran jangka panjang. Jadi, EBITDA tidak memberi tahu kita tentang kemampuan perusahaan bertahan dan bertumbuh.
Kesimpulan dan saran
EBITDA adalah angka yang berguna untuk menilai kondisi utama operasional, tetapi bukan satu-satunya alat analisis. Investor yang cerdas harus mempelajari EBITDA bersama dengan Operating Income, Cash Flow, rasio utang, dan faktor lain agar mendapatkan gambaran lengkap tentang kesehatan keuangan perusahaan. Investasi yang baik memerlukan analisis mendalam dan multidimensi, bukan hanya melihat satu angka saja.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Laba Sebelum Biaya: Mengapa EBITDA Tidak Dipercaya oleh Investor Legendaris
Warren Buffett adalah dari latar belakang kewarganegaraan Amerika yang dianggap sebagai salah satu investor paling sukses di dunia. Dia pernah mengkritik EBITDA sebagai indikator yang tidak mampu menunjukkan potensi sebenarnya dari sebuah perusahaan. Tetapi mengapa banyak investor tetap menggunakan alat ini dalam analisis struktur keuangan? Jawabannya harus berasal dari pemahaman tentang apa itu EBITDA dan apa saja keterbatasannya.
EBITDA: Laba yang hanya menunjukkan bagian utama
EBITDA singkatan dari Earnings Before Interest, Tax, Depreciation, and Amortization yang berarti “laba sebelum bunga, pajak, biaya penyusutan, dan amortisasi”. Secara praktis, EBITDA adalah penghasilan kas yang diperoleh perusahaan dari operasinya, sementara sementara tidak mempertimbangkan beberapa biaya tambahan.
Perusahaan-perusahaan seperti Tesla, SEA Group, dan perusahaan lain yang sedang tumbuh pesat sering menampilkan angka EBITDA untuk menunjukkan kekuatan mereka dalam menciptakan nilai, tanpa harus menunggu laba bersih keluar.
Bagaimana cara menghitung EBITDA dengan benar
Rumus umum yang digunakan akuntan adalah: EBITDA = Laba sebelum pajak + biaya keuangan + biaya penyusutan + amortisasi
Atau cara lain: EBITDA = EBIT + biaya penyusutan + amortisasi
Contoh perhitungan dari data nyata
Mari kita lihat studi kasus dari PT Thai President Foods tahun 2563:
Perhitungan: EBITDA = 5.997.820.107 + 2.831.397 + 1.207.201.652 + 8.860.374 = 7.216.713.530 บาท
Untuk apa EBITDA digunakan dan cocok untuk analisis apa
EBITDA berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari operasi utama tanpa harus khawatir tentang masalah keuangan, kebijakan akuntansi, atau situasi pajak. Hal ini memudahkan perbandingan antar perusahaan dalam industri yang sama.
Namun, para akademisi mayoritas menyarankan agar EBITDA digunakan hanya dalam jangka pendek (1-2 tahun) saja, karena dalam jangka panjang biaya-biaya tersebut akan berdampak nyata terhadap likuiditas perusahaan.
Margin EBITDA: indikator yang lebih penting
Margin EBITDA = (EBITDA ÷ total pendapatan) × 100
Margin EBITDA yang baik sebaiknya di atas 10%, karena menunjukkan bahwa perusahaan mampu mengubah pendapatan menjadi laba dari operasi secara efisien. Semakin tinggi Margin EBITDA, semakin rendah risiko keuangan.
Perbandingan: EBITDA vs Operating Income
Baik EBITDA maupun Operating Income keduanya adalah indikator kemampuan menghasilkan laba, tetapi memiliki perbedaan penting:
Operating Income (pendapatan dari operasi) adalah pendapatan utama dari bisnis dikurangi seluruh biaya operasi.
Rumus: Operating Income = Pendapatan total - biaya penjualan - biaya operasional
Perbedaan utamanya:
Operating Income diakui dalam standar akuntansi GAAP, sementara EBITDA dianggap angka yang bisa disesuaikan.
Di mana menemukan angka EBITDA
Sebagian besar laporan keuangan umum tidak menampilkan EBITDA secara langsung, tetapi beberapa perusahaan seperti MINOR INTERNATIONAL biasanya menyertakan data ini dalam laporan tahunan.
Jika perusahaan tidak menampilkan EBITDA, Anda bisa menghitung sendiri dari data laporan keuangan karena semua data yang diperlukan sudah tersedia di sana.
Peringatan penting tentang penggunaan EBITDA
Angka yang dapat disesuaikan
EBITDA adalah indikator yang bisa dimanipulasi karena penyesuaian biaya tertentu. Perusahaan bisa saja mengubah angka ini untuk menciptakan gambaran yang lebih baik dari kenyataan.
Tidak mencerminkan kekuatan sebenarnya
Karena EBITDA tidak memperhitungkan biaya keuangan, pajak, penyusutan, dan amortisasi, angka ini bisa menyembunyikan masalah seperti utang yang tinggi atau biaya jangka panjang yang terus meningkat, yang dapat menyesatkan investor.
Tidak menunjukkan kondisi likuiditas
Warren Buffett mengkritik EBITDA karena tidak mampu mencerminkan jumlah kas yang harus digunakan perusahaan untuk membayar utang, biaya peralatan, dan pengeluaran jangka panjang. Jadi, EBITDA tidak memberi tahu kita tentang kemampuan perusahaan bertahan dan bertumbuh.
Kesimpulan dan saran
EBITDA adalah angka yang berguna untuk menilai kondisi utama operasional, tetapi bukan satu-satunya alat analisis. Investor yang cerdas harus mempelajari EBITDA bersama dengan Operating Income, Cash Flow, rasio utang, dan faktor lain agar mendapatkan gambaran lengkap tentang kesehatan keuangan perusahaan. Investasi yang baik memerlukan analisis mendalam dan multidimensi, bukan hanya melihat satu angka saja.