Hari pertama tahun 2024, TRB mengalami sebuah crash yang bisa dijadikan contoh di buku teks. Pada dini hari Tahun Baru, koin ini anjlok tajam dari puncak $593 ke $209, penurunan harian mendekati 80%, dengan total likuidasi di seluruh jaringan melebihi $71,68 juta. Kebanyakan orang merugi, tetapi ada juga yang memperoleh keuntungan berlebih di tengah kejatuhan ini.
Kunci utamanya bukan pada keberuntungan, melainkan pada kemampuan mengenali sinyal risiko lebih awal.
# 48 Jam Sebelum Crash, Sinyal Peringatan Sudah Muncul di On-chain
Pada malam 31 Desember, beberapa data anomali muncul secara bersamaan:
**Alamat whale melakukan penjualan besar-besaran.** 20 alamat terbesar mengirim 660.000 TRB ke bursa dalam satu hari, setara dengan 26% dari total suplai beredar saat itu. Transfer dalam skala sebesar ini biasanya menandakan tekanan jual di harga tinggi sedang menumpuk.
**Funding rate sangat tidak seimbang.** Di salah satu bursa utama, funding rate perpetual contract TRB sempat melonjak ke +2%, membuat biaya posisi long menjadi sangat tinggi. Rate ekstrem seperti ini sering kali menjadi pertanda reversal setelah short squeeze.
**Perbedaan harga antar platform melebar.** Pada saat yang sama, harga TRB di satu bursa lebih tinggi 20% dibanding bursa lain. Selisih harga ini adalah jebakan likuiditas—tampak ramai, padahal kedalaman pasar palsu yang diciptakan oleh market maker.
Ada yang memilih membuka short 20x di $576, dengan stop loss di $590, sehingga risiko terkendali di bawah 1,4%. Kenyataannya, keputusan ini terbukti benar kemudian.
# Saat Crash: Take Profit Bertahap + Proteksi Hedging
Pukul 6 pagi tanggal 1 Januari, TRB mulai anjlok tak terkendali. Dari $593 turun ke $209, seluruh proses kurang dari 24 jam.
Dalam kondisi ekstrem seperti ini, strategi dijalankan dalam tiga langkah:
**Langkah pertama, take profit dinamis.** Tutup setengah posisi di $300 untuk kunci profit, 30% lagi di $250, dan sisanya di sekitar $200. Rata-rata profit multiplier akhirnya mencapai 8,7x.
**Langkah kedua, hedging protektif.** Gunakan 30% profit untuk beli stablecoin, memastikan akun fiat tidak terdampak volatilitas ekstrem pasar. Ini langkah wajib agar akun tetap aman dari kemungkinan likuidasi total.
**Langkah ketiga, balik posisi untuk buy the dip.** Saat TRB turun ke sekitar $180, data on-chain menunjukkan adanya akumulasi besar—lebih dari 100.000 TRB keluar dari bursa. Masuk posisi di $185, keluar di $350 setelah 48 jam, dan spot position kembali untung 1,8x.
# Esensi di Balik Crash: Asimetri Informasi & Eksekusi
Kebanyakan orang rugi bukan karena tidak melihat risiko, melainkan karena tiga hal:
1. **Informasi terlambat.** Begitu berita crash muncul, jendela keluar terbaik sudah tertutup. 2. **Ragu-ragu.** Sudah melihat anomali, tapi masih berharap beruntung, akhirnya gagal stop loss. 3. **Tidak punya rencana.** Saat crash, panik dan bingung, tidak tahu harus keluar atau tambah posisi.
Sedangkan mereka yang untung saat market jatuh biasanya punya tiga keunggulan: bisa membaca data on-chain, berani mengambil posisi lebih awal, dan mampu disiplin menjalankan strategi.
Pasar selalu penuh peluang. Yang kurang hanyalah kemampuan untuk tetap tenang di tengah kekacauan, serta keberanian untuk bertindak tegas di saat krusial.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
10 Suka
Hadiah
10
9
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
LazyDevMiner
· 12-12 18:31
Ini lagi-lagi omongan lama, selisih informasi, kemampuan eksekusi... terdengar mudah diucapkan, tapi saat saat kritis siapa yang tidak ragu-ragu
Lihat AsliBalas0
TokenEconomist
· 12-10 17:24
sebenarnya, hal +2% funding rate itu gila... dalam keuangan tradisional kita akan menyebut itu sebagai basis blowout, ceteris paribus pasar benar-benar memperhitungkan pembalikan lol
Lihat AsliBalas0
ApeDegen
· 12-10 09:02
Ini adalah perbedaan antara penjudi dan pedagang, yang satu menunggu untuk mati dan yang lainnya menghasilkan uang
Lihat AsliBalas0
BearMarketGardener
· 12-09 22:30
Menjual di titik tertinggi adalah kuncinya, kali ini TRB juga tidak bisa lepas dari pola tersebut.
Data on-chain memang bisa menyelamatkan, pantas saja para whale sudah kabur duluan.
Keuntungan 8,7 kali lipat memang terdengar menggiurkan, tapi berapa banyak yang benar-benar bisa melakukannya?
Lihat AsliBalas0
NFT_Therapy_Group
· 12-09 22:27
Membaca data on-chain benar-benar merupakan keterampilan teknis; mereka yang menghasilkan uang memang mengandalkan kemampuan ini.
Lihat AsliBalas0
LiquidationTherapist
· 12-09 22:22
Hmm... Singkatnya, semua orang yang tidak punya rencana sudah jadi korban (terkena rug pull/kerugian).
Lihat AsliBalas0
PhantomMiner
· 12-09 22:20
Lagi-lagi mereka yang melihat data on-chain yang menang, sementara kita masih melihat grafik K-line.
Lihat AsliBalas0
StableGeniusDegen
· 12-09 22:20
Orang yang tidak bisa membaca data on-chain memang pantas rugi, sesederhana itu.
Lihat AsliBalas0
RektDetective
· 12-09 22:16
Saatnya lagi berbicara dengan data on-chain, sebagian besar orang masih tidur.
Hari pertama tahun 2024, TRB mengalami sebuah crash yang bisa dijadikan contoh di buku teks. Pada dini hari Tahun Baru, koin ini anjlok tajam dari puncak $593 ke $209, penurunan harian mendekati 80%, dengan total likuidasi di seluruh jaringan melebihi $71,68 juta. Kebanyakan orang merugi, tetapi ada juga yang memperoleh keuntungan berlebih di tengah kejatuhan ini.
Kunci utamanya bukan pada keberuntungan, melainkan pada kemampuan mengenali sinyal risiko lebih awal.
# 48 Jam Sebelum Crash, Sinyal Peringatan Sudah Muncul di On-chain
Pada malam 31 Desember, beberapa data anomali muncul secara bersamaan:
**Alamat whale melakukan penjualan besar-besaran.** 20 alamat terbesar mengirim 660.000 TRB ke bursa dalam satu hari, setara dengan 26% dari total suplai beredar saat itu. Transfer dalam skala sebesar ini biasanya menandakan tekanan jual di harga tinggi sedang menumpuk.
**Funding rate sangat tidak seimbang.** Di salah satu bursa utama, funding rate perpetual contract TRB sempat melonjak ke +2%, membuat biaya posisi long menjadi sangat tinggi. Rate ekstrem seperti ini sering kali menjadi pertanda reversal setelah short squeeze.
**Perbedaan harga antar platform melebar.** Pada saat yang sama, harga TRB di satu bursa lebih tinggi 20% dibanding bursa lain. Selisih harga ini adalah jebakan likuiditas—tampak ramai, padahal kedalaman pasar palsu yang diciptakan oleh market maker.
Ada yang memilih membuka short 20x di $576, dengan stop loss di $590, sehingga risiko terkendali di bawah 1,4%. Kenyataannya, keputusan ini terbukti benar kemudian.
# Saat Crash: Take Profit Bertahap + Proteksi Hedging
Pukul 6 pagi tanggal 1 Januari, TRB mulai anjlok tak terkendali. Dari $593 turun ke $209, seluruh proses kurang dari 24 jam.
Dalam kondisi ekstrem seperti ini, strategi dijalankan dalam tiga langkah:
**Langkah pertama, take profit dinamis.** Tutup setengah posisi di $300 untuk kunci profit, 30% lagi di $250, dan sisanya di sekitar $200. Rata-rata profit multiplier akhirnya mencapai 8,7x.
**Langkah kedua, hedging protektif.** Gunakan 30% profit untuk beli stablecoin, memastikan akun fiat tidak terdampak volatilitas ekstrem pasar. Ini langkah wajib agar akun tetap aman dari kemungkinan likuidasi total.
**Langkah ketiga, balik posisi untuk buy the dip.** Saat TRB turun ke sekitar $180, data on-chain menunjukkan adanya akumulasi besar—lebih dari 100.000 TRB keluar dari bursa. Masuk posisi di $185, keluar di $350 setelah 48 jam, dan spot position kembali untung 1,8x.
# Esensi di Balik Crash: Asimetri Informasi & Eksekusi
Kebanyakan orang rugi bukan karena tidak melihat risiko, melainkan karena tiga hal:
1. **Informasi terlambat.** Begitu berita crash muncul, jendela keluar terbaik sudah tertutup.
2. **Ragu-ragu.** Sudah melihat anomali, tapi masih berharap beruntung, akhirnya gagal stop loss.
3. **Tidak punya rencana.** Saat crash, panik dan bingung, tidak tahu harus keluar atau tambah posisi.
Sedangkan mereka yang untung saat market jatuh biasanya punya tiga keunggulan: bisa membaca data on-chain, berani mengambil posisi lebih awal, dan mampu disiplin menjalankan strategi.
Pasar selalu penuh peluang. Yang kurang hanyalah kemampuan untuk tetap tenang di tengah kekacauan, serta keberanian untuk bertindak tegas di saat krusial.