Pandemi tidak hanya membawa kerja jarak jauh—itu melahirkan sesuatu yang lebih buruk. Mentalitas selalu aktif. Alat digital menjanjikan koneksi. Kenyataannya? Mereka justru menghadirkan kewajiban.
Jarak menghilang. Begitu juga dengan ruang untuk bernapas.
Sekarang kita punya pemimpin yang berpikir aksesibilitas sama dengan kompetensi. Mereka menilai diri sendiri dari seberapa cepat mereka merespons. Inbox kosong jadi lambang kehormatan. Tapi begini: menjawab dengan cepat tidak berarti memimpin dengan baik.
Efektivitas yang sesungguhnya? Bukan tentang seberapa cepat kamu membalas pesan. Tapi apakah keputusanmu benar-benar membawa kemajuan. Kecepatan bukanlah strategi. Tersedia bukan berarti berharga.
Kita menukar kedalaman dengan kecepatan. Dan menyebutnya kemajuan.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
7 Suka
Hadiah
7
4
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
NFTRegretDiary
· 12-05 13:29
Aduh, inilah mimpi buruk saya setiap hari... Balas cepat dipuji rajin, tapi hasilnya proyek tetap berantakan.
Lihat AsliBalas0
FundingMartyr
· 12-05 13:18
Langsung ke intinya, pantesan belakangan ini aku sering kelelep oleh pesan di grup... ini sama sekali bukan kemajuan.
Lihat AsliBalas0
OPsychology
· 12-05 13:10
Saya sangat setuju, inilah "mantra" dunia kerja saat ini—selalu dibombardir pesan sampai rasanya sulit bernapas.
Lihat AsliBalas0
SchroedingersFrontrun
· 12-05 13:09
Saya sangat setuju, sekarang ini benar-benar seperti perlombaan kecepatan respons, siapa yang membalas pesan lebih cepat akan terlihat lebih hebat, padahal sebenarnya semuanya hanya berjalan di tempat.
Pandemi tidak hanya membawa kerja jarak jauh—itu melahirkan sesuatu yang lebih buruk. Mentalitas selalu aktif. Alat digital menjanjikan koneksi. Kenyataannya? Mereka justru menghadirkan kewajiban.
Jarak menghilang. Begitu juga dengan ruang untuk bernapas.
Sekarang kita punya pemimpin yang berpikir aksesibilitas sama dengan kompetensi. Mereka menilai diri sendiri dari seberapa cepat mereka merespons. Inbox kosong jadi lambang kehormatan. Tapi begini: menjawab dengan cepat tidak berarti memimpin dengan baik.
Efektivitas yang sesungguhnya? Bukan tentang seberapa cepat kamu membalas pesan. Tapi apakah keputusanmu benar-benar membawa kemajuan. Kecepatan bukanlah strategi. Tersedia bukan berarti berharga.
Kita menukar kedalaman dengan kecepatan. Dan menyebutnya kemajuan.