Selama tujuh tahun berdagang, jika ditanya tentang kemampuan inti, saya pasti akan dengan jujur mengatakan—"Menunggu".

Mungkin ada yang bertanya-tanya: Bukankah kunci dari perdagangan seharusnya analisis yang akurat? Sebenarnya tidak demikian, analisis hanyalah hiasan dalam perdagangan, trader berpengalaman sebagian besar waktu dihabiskan dalam "bersembunyi".
Kita sebenarnya sedang menunggu apa? Jawabannya sangat murni—menunggu saat keuntungan pasar mencapai puncaknya. Harga naik turun bergantian, sinyal bullish dan bearish saling menguatkan, hanya ketika salah satu sinyal benar-benar menekan yang lain, dan neraca pasar secara jelas condong, itulah peluang terbaik untuk bertindak.
Gabungan dari sinyal-sinyal ini adalah "strategi perdagangan" yang dijalankan trader. Strategi ini terdiri dari banyak kondisi yang harus dipenuhi secara bersamaan, hanya ketika semua kondisi terpenuhi, tingkat keberhasilan akan mencapai puncaknya.
Banyak orang salah paham bahwa perdagangan adalah terus-menerus menganalisis, memprediksi, dan masuk pasar, padahal sebagian besar waktu pasar bergerak secara acak tanpa pola yang pasti. Yang perlu kita lakukan bukanlah berusaha menangkap setiap gelombang pasar, melainkan bertindak tegas saat peluang keberhasilan cukup tinggi.
Jika membandingkan perdagangan dengan berburu, kita tidak pernah mencoba menebak keberadaan mangsa—itu tidak realistis—melainkan diam-diam menunggu, sampai mangsa masuk ke jarak tembak terbaik baru menembak.
Semakin jauh kita berjalan, semakin kita memahami bahwa esensi dari perdagangan selalu adalah "seni menunggu". Belajar menyaring fluktuasi yang tidak valid, dan hanya beraksi saat peluang paling yakin, maka tingkat keahlian trading secara alami akan mengalami lompatan kualitas.