Apa bentuk akhir dari pertukaran kontrak perpetual terdesentralisasi?

Jawabannya mungkin: Perp DEX agregasi.

Saat ini, jalur derivatif on-chain muncul dengan banyak produk, ada yang menggunakan platform dengan slippage rendah, ada juga yang fokus pada protokol leverage tinggi. Tapi masalahnya—likuiditas terlalu tersebar, setiap protokol bermain di kolamnya sendiri, pengguna harus beralih bolak-balik, sehingga pengalaman terasa terpecah.

Logika dari mode agregasi sangat langsung: mengintegrasikan likuiditas dari berbagai DEX ke dalam satu tempat, sehingga trader dapat memperoleh harga terbaik di seluruh jaringan melalui satu pintu masuk. Ini bukan konsep baru, DEX spot sudah melakukannya, tapi kontrak perpetual karena melibatkan margin, biaya dana, mekanisme likuidasi, tingkat kompleksitas teknisnya jauh lebih tinggi.

Jika perp DEX agregasi benar-benar bisa berjalan, siapa yang paling diuntungkan? Trader ritel. Karena mereka tidak perlu lagi mempelajari protokol mana yang memiliki kedalaman likuiditas baik, atau biaya apa yang lebih rendah, sistem akan secara otomatis mengarahkan ke solusi terbaik. Sedangkan bagi protokol sendiri, berbagi likuiditas berarti volume transaksi yang lebih besar dan kurva biaya dana yang lebih stabil.

Tentu saja, tantangan teknis di sini tidak kecil—bagaimana menangani likuidasi lintas protokol? Bagaimana mengelola margin secara terpadu? Bagaimana menjamin keamanan? Tapi arah ini seharusnya benar, karena pengguna akan selalu memilih berdasarkan pengalaman dan biaya, lalu lalu lintas akan mengalir ke yang menawarkan yang terbaik.