Pasar telah berganti pemilik tanpa suara.

Dalam sebulan terakhir, seseorang telah menjual 400.000 bitcoin — jika dihitung dengan harga saat ini, penjualan ini hampir mencapai 40 miliar dolar. Tebak apa? Harganya tidak jatuh. Tidak hanya tidak jatuh, tetapi seolah ada tangan raksasa yang tidak terlihat menopang dari bawah.

Pemilik barang ini bukanlah pemain biasa, mereka semua adalah investor lama yang masuk sejak awal dan sudah memegangnya selama lebih dari enam bulan (dikenal dalam industri sebagai "pemegang jangka panjang"). Secara logika, dengan besarnya konsentrasi chip seperti ini, seharusnya pasar sudah berlumuran darah. Namun kenyataannya: ada yang secara gila-gilaan menyerapnya, dan mereka melakukannya dengan cepat dan kuat.

**Retail? Sudah bukan protagonis lagi**

Data dari Chainalysis sangat mencolok - proporsi retail dalam keseluruhan transaksi telah turun dari 1,8% pada tahun 2021 menjadi hanya 0,48% sekarang. Apa artinya? Dalam empat tahun, telah menyusut sebesar tiga per empat.

Lihat sisi lain: Kontrak futures kuartalan yang paling disukai oleh institusi, volume posisi langsung meningkat tiga kali lipat; sementara kontrak perpetual yang dipegang oleh ritel, proporsinya anjlok dari 68% menjadi 29%. Di antara masuk dan keluar, aturan permainan telah diubah.

**ETF Spot Menjadi Lubang Hitam Penarik Dana**

Kemana perginya order jual senilai 40 miliar dolar AS itu? Jawabannya adalah lembaga-lembaga yang mengenakan jas dan memegang lisensi yang sesuai. Bitcoin spot ETF seperti penyedot debu super, yang menampung semua koin yang dilepaskan oleh pemegang jangka panjang dalam satu kali lahap.

Perputaran kali ini bukanlah kepanikan yang melanda, melainkan sebuah pergantian kekuasaan yang terencana dengan baik. Pemain awal memilih untuk mengamankan keuntungan, sementara modal institusi masuk secara besar-besaran melalui saluran yang sesuai—logika dasar pasar telah beralih dari "kepercayaan ritel" ke mode "alokasi institusi".

Ada yang keluar, ada yang masuk. Hanya saja kali ini, yang mengambil alih bukanlah gelombang ritel berikutnya, melainkan para pemain besar yang memegang dana besar dan dapat memengaruhi suhu pasar.