Naskah berbalik minggu ini. Elon Musk—yang biasanya menjadi pendukung teknologi pemerintah—baru saja menjadi salah satu kritikus paling vokal terhadap kebijakan tarif Trump. Setelah pengumuman tarif impor China sebesar 100%, pesan Musk kepada orang dalam sangat tegas: proteksionisme justru membunuh inovasi yang diklaim dilindungi.
Matematika Rantai Pasok Tidak Masuk Akal
Di sinilah kenyataannya. Tesla, SpaceX, dan sebagian besar perusahaan teknologi mendalam AS tidak hanya mencari dari China demi penghematan biaya—mereka melakukannya karena seluruh ekosistem pasokan berada di sana. Semikonduktor, komponen tanah langka, alat manufaktur presisi… ketika tarif dikenakan, anggaran R&D tidak tetap. Mereka menyusut.
Argumen utama Musk: startup di bidang energi bersih, desain semikonduktor, dan manufaktur canggih menghadapi pilihan—menyerap biaya atau menghentikan siklus inovasi. Itu bukan kewirausahaan; itu triage.
Pasar Sudah Memasukkan Rasa Sakit
Saham global mengalami penurunan tajam setelah pengumuman. Investor tidak panik karena satu kebijakan—mereka menyesuaikan kembali ekspektasi pertumbuhan. Ketika biaya impor naik, harga konsumen bisa melonjak (inflasi) atau margin menyempit (pertumbuhan laba yang lebih lambat). Kedua skenario ini tidak menarik bagi uang institusional.
Pedagang ritel sudah mulai mengalihkan portofolio dari saham teknologi dengan beta tinggi. Premi ketidakpastian benar adanya.
Plot Twist The Fed
Di sinilah Musk mengejutkan pengamat: dia secara terbuka mendukung jeda Jerome Powell dalam pemotongan suku bunga. Alasannya? Volatilitas pasar setelah berita tarif membuktikan bahwa stimulus saat ketidakpastian justru menimbulkan ketidakstabilan. Ini pandangan yang kontra-intuitif—mendukung The Fed sekaligus mengkritik kebijakan Gedung Putih—tapi ini mengungkap prioritas Musk yang sebenarnya: stabilitas sistemik di atas stimulus populis.
Apa yang Terjadi Selanjutnya
Pertarungan sebenarnya bukan tentang tarif di kuartal ini. Tapi tentang apakah Amerika bisa berinovasi di bawah kendala. Argumen implisit Musk: tidak bisa. Sejarah menunjukkan dia mungkin benar. Tarif China pada 2008 terhadap barang-barang AS tertentu memicu eskalasi timbal balik selama satu dekade, bukan negosiasi.
Bagi trader yang mengamati ini: volatilitas teknologi baru saja menjadi permainan makro. Ketika Musk berbicara tentang kebijakan, pasar mendengarkan—tapi percakapan ini bukan lagi tentang satu perusahaan. Ini tentang biaya melakukan inovasi di Amerika.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Ketika Tarif Bertemu Inovasi: Mengapa Peringatan Musk Penting untuk Teknologi
Naskah berbalik minggu ini. Elon Musk—yang biasanya menjadi pendukung teknologi pemerintah—baru saja menjadi salah satu kritikus paling vokal terhadap kebijakan tarif Trump. Setelah pengumuman tarif impor China sebesar 100%, pesan Musk kepada orang dalam sangat tegas: proteksionisme justru membunuh inovasi yang diklaim dilindungi.
Matematika Rantai Pasok Tidak Masuk Akal
Di sinilah kenyataannya. Tesla, SpaceX, dan sebagian besar perusahaan teknologi mendalam AS tidak hanya mencari dari China demi penghematan biaya—mereka melakukannya karena seluruh ekosistem pasokan berada di sana. Semikonduktor, komponen tanah langka, alat manufaktur presisi… ketika tarif dikenakan, anggaran R&D tidak tetap. Mereka menyusut.
Argumen utama Musk: startup di bidang energi bersih, desain semikonduktor, dan manufaktur canggih menghadapi pilihan—menyerap biaya atau menghentikan siklus inovasi. Itu bukan kewirausahaan; itu triage.
Pasar Sudah Memasukkan Rasa Sakit
Saham global mengalami penurunan tajam setelah pengumuman. Investor tidak panik karena satu kebijakan—mereka menyesuaikan kembali ekspektasi pertumbuhan. Ketika biaya impor naik, harga konsumen bisa melonjak (inflasi) atau margin menyempit (pertumbuhan laba yang lebih lambat). Kedua skenario ini tidak menarik bagi uang institusional.
Pedagang ritel sudah mulai mengalihkan portofolio dari saham teknologi dengan beta tinggi. Premi ketidakpastian benar adanya.
Plot Twist The Fed
Di sinilah Musk mengejutkan pengamat: dia secara terbuka mendukung jeda Jerome Powell dalam pemotongan suku bunga. Alasannya? Volatilitas pasar setelah berita tarif membuktikan bahwa stimulus saat ketidakpastian justru menimbulkan ketidakstabilan. Ini pandangan yang kontra-intuitif—mendukung The Fed sekaligus mengkritik kebijakan Gedung Putih—tapi ini mengungkap prioritas Musk yang sebenarnya: stabilitas sistemik di atas stimulus populis.
Apa yang Terjadi Selanjutnya
Pertarungan sebenarnya bukan tentang tarif di kuartal ini. Tapi tentang apakah Amerika bisa berinovasi di bawah kendala. Argumen implisit Musk: tidak bisa. Sejarah menunjukkan dia mungkin benar. Tarif China pada 2008 terhadap barang-barang AS tertentu memicu eskalasi timbal balik selama satu dekade, bukan negosiasi.
Bagi trader yang mengamati ini: volatilitas teknologi baru saja menjadi permainan makro. Ketika Musk berbicara tentang kebijakan, pasar mendengarkan—tapi percakapan ini bukan lagi tentang satu perusahaan. Ini tentang biaya melakukan inovasi di Amerika.