Rupiah Pakistan menceritakan kisah yang brutal. Pada tahun 1947, ketika negara ini lahir, 1 USD hanya berharga 3,31 PKR. Hari ini? 277 PKR. Itu adalah devaluasi sebesar 83x dalam waktu kurang dari 8 dekade.
Garis Waktu Penurunan
Era Stabil (1947-1971)
Selama 24 tahun pertama, mata uang Pakistan tidak bergerak—tetap pada 3,31 PKR per dolar. Kedengarannya baik? Tidak juga. Itu adalah stabilitas buatan yang didukung oleh kontrol modal, bukan kekuatan ekonomi.
First Crack (1972-1981)
Setelah Bangladesh memisahkan diri (1971), rupee tiba-tiba melambung menjadi 11 PKR, kemudian menetap di sekitar 10 PKR selama hampir satu dekade. Pemerintah berjuang untuk mempertahankan pengait.
Percepatan Dimulai (1989-2000)
Di sinilah segalanya menjadi berantakan. Dalam waktu hanya 11 tahun:
1989: 20,54 PKR
1999: 51.90 PKR
Itu adalah devaluasi 150% dalam satu dekade. Pakistan kehabisan cadangan devisa dan tidak bisa menghentikannya.
Tahun Krisis (2008-2024)
Kemudian datanglah keruntuhan yang sebenarnya:
2008: 81 PKR (krisis keuangan spillover)
2018: 139 PKR (krisis mata uang besar)
2022: 240 PKR ( spiral inflasi + bailout IMF )
2024: 277 PKR
Apa yang Salah?
Defisit Kronis – Biaya impor meledak, ekspor tidak bisa mengikuti
Inflasi Spiral – Mencetak uang untuk menutupi utang justru memperburuk keadaan
Pengurasan Cadangan Asing – Tidak dapat mempertahankan cadangan dolar
Masalah Struktural – Pendapatan pajak yang rendah, birokrasi yang membengkak, krisis energi
Jika Anda menyimpan 100 PKR dari tahun 1947 hingga hari ini, Anda akan membutuhkan 8.300 PKR untuk membeli barang yang sama. Itu bukan inflasi—itu adalah penghancuran mata uang.
Untuk konteks: gaji bulanan sebesar 10.000 PKR pada tahun 1989 adalah cukup. Hari ini? Anda membutuhkan 100.000+ PKR hanya untuk menyamai daya beli itu.
Apa Selanjutnya?
Pakistan terjebak dalam program bailout IMF (lagi). Rupee baru saja stabil, tetapi masalah struktural tetap belum teratasi. Tanpa reformasi fiskal yang serius—perombakan sistem pajak, kemandirian energi, pertumbuhan ekspor—harapkan lebih banyak tekanan pada mata uang.
Intisarinya: keruntuhan mata uang tidak terjadi dalam semalam. Ini adalah akumulasi lambat dari keputusan kebijakan buruk yang terjadi selama beberapa dekade.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Bagaimana Mata Uang Pakistan Collaps: Sebuah Analisis Keuangan Selama 77 Tahun
Rupiah Pakistan menceritakan kisah yang brutal. Pada tahun 1947, ketika negara ini lahir, 1 USD hanya berharga 3,31 PKR. Hari ini? 277 PKR. Itu adalah devaluasi sebesar 83x dalam waktu kurang dari 8 dekade.
Garis Waktu Penurunan
Era Stabil (1947-1971) Selama 24 tahun pertama, mata uang Pakistan tidak bergerak—tetap pada 3,31 PKR per dolar. Kedengarannya baik? Tidak juga. Itu adalah stabilitas buatan yang didukung oleh kontrol modal, bukan kekuatan ekonomi.
First Crack (1972-1981) Setelah Bangladesh memisahkan diri (1971), rupee tiba-tiba melambung menjadi 11 PKR, kemudian menetap di sekitar 10 PKR selama hampir satu dekade. Pemerintah berjuang untuk mempertahankan pengait.
Percepatan Dimulai (1989-2000) Di sinilah segalanya menjadi berantakan. Dalam waktu hanya 11 tahun:
Itu adalah devaluasi 150% dalam satu dekade. Pakistan kehabisan cadangan devisa dan tidak bisa menghentikannya.
Tahun Krisis (2008-2024) Kemudian datanglah keruntuhan yang sebenarnya:
Apa yang Salah?
Angka Tidak Berbohong
Jika Anda menyimpan 100 PKR dari tahun 1947 hingga hari ini, Anda akan membutuhkan 8.300 PKR untuk membeli barang yang sama. Itu bukan inflasi—itu adalah penghancuran mata uang.
Untuk konteks: gaji bulanan sebesar 10.000 PKR pada tahun 1989 adalah cukup. Hari ini? Anda membutuhkan 100.000+ PKR hanya untuk menyamai daya beli itu.
Apa Selanjutnya?
Pakistan terjebak dalam program bailout IMF (lagi). Rupee baru saja stabil, tetapi masalah struktural tetap belum teratasi. Tanpa reformasi fiskal yang serius—perombakan sistem pajak, kemandirian energi, pertumbuhan ekspor—harapkan lebih banyak tekanan pada mata uang.
Intisarinya: keruntuhan mata uang tidak terjadi dalam semalam. Ini adalah akumulasi lambat dari keputusan kebijakan buruk yang terjadi selama beberapa dekade.