Dalam sejarah manusia, seni kerajinan tangan pernah menjadi satu-satunya cara untuk menciptakan karya-karya yang indah. Seorang pengrajin yang terampil perlu menghabiskan waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun untuk menyelesaikan sebuah permadani yang indah. Meskipun kerajinan yang halus ini mengagumkan, jelas tidak dapat memenuhi kebutuhan produksi dalam skala besar.
Metafora ini dengan tepat menggambarkan tantangan yang dihadapi teknologi blockchain saat ini dalam mendukung visi metaverse. Blockchain publik awalnya seperti pengrajin terampil, yang menangani setiap transaksi dengan tingkat presisi dan keamanan yang sangat tinggi. Pendekatan ini ideal untuk menangani transaksi bernilai tinggi secara individu, tetapi tampaknya tidak memadai dalam membangun dunia virtual yang memerlukan interaksi data dalam jumlah besar secara real-time.
Untuk mengatasi kendala ini, yang kita butuhkan bukan hanya meningkatkan efisiensi teknologi yang ada, tetapi sebuah revolusi teknologi yang lengkap. Kita memerlukan sistem canggih yang mampu memproses sejumlah besar data secara bersamaan dan dapat secara otomatis membangun lingkungan virtual yang kompleks. Dalam hal ini, Somnia sedang memainkan peran sebagai pelopor inovasi teknologi.
Sebelum munculnya teknologi revolusioner Somnia, para pencipta dunia virtual menghadapi tiga tantangan utama:
Pertama adalah keterbatasan pemrosesan satu utas. Teknologi blockchain tradisional seperti menenun kain secara manual, hanya dapat memproses satu transaksi pada satu waktu. Cara ini sangat membatasi kemampuan dan efisiensi pemrosesan sistem.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
14 Suka
Hadiah
14
3
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
DAOTruant
· 21jam yang lalu
Gulunglah~bull
Lihat AsliBalas0
ImpermanentLossEnjoyer
· 21jam yang lalu
Bahkan jika diangkat ke bulan, tidak bisa mengalahkan batasan TPS.
Dalam sejarah manusia, seni kerajinan tangan pernah menjadi satu-satunya cara untuk menciptakan karya-karya yang indah. Seorang pengrajin yang terampil perlu menghabiskan waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun untuk menyelesaikan sebuah permadani yang indah. Meskipun kerajinan yang halus ini mengagumkan, jelas tidak dapat memenuhi kebutuhan produksi dalam skala besar.
Metafora ini dengan tepat menggambarkan tantangan yang dihadapi teknologi blockchain saat ini dalam mendukung visi metaverse. Blockchain publik awalnya seperti pengrajin terampil, yang menangani setiap transaksi dengan tingkat presisi dan keamanan yang sangat tinggi. Pendekatan ini ideal untuk menangani transaksi bernilai tinggi secara individu, tetapi tampaknya tidak memadai dalam membangun dunia virtual yang memerlukan interaksi data dalam jumlah besar secara real-time.
Untuk mengatasi kendala ini, yang kita butuhkan bukan hanya meningkatkan efisiensi teknologi yang ada, tetapi sebuah revolusi teknologi yang lengkap. Kita memerlukan sistem canggih yang mampu memproses sejumlah besar data secara bersamaan dan dapat secara otomatis membangun lingkungan virtual yang kompleks. Dalam hal ini, Somnia sedang memainkan peran sebagai pelopor inovasi teknologi.
Sebelum munculnya teknologi revolusioner Somnia, para pencipta dunia virtual menghadapi tiga tantangan utama:
Pertama adalah keterbatasan pemrosesan satu utas. Teknologi blockchain tradisional seperti menenun kain secara manual, hanya dapat memproses satu transaksi pada satu waktu. Cara ini sangat membatasi kemampuan dan efisiensi pemrosesan sistem.