Akhir-akhir ini, kenaikan harga emas yang terus menerus menarik perhatian luas. Namun, mengaitkan fenomena ini secara sederhana dengan kepanikan investor terhadap keruntuhan pasar adalah pandangan yang sempit. Sebenarnya, pendorong utama kenaikan harga emas berasal dari pembelian emas dalam jumlah besar oleh Bank Sentral negara-negara, di mana pertumbuhan cadangan emas China yang terus menerus sangat mencolok.
Di balik fenomena yang disebut sebagai 'perlombaan emas' abad ini, terdapat pertimbangan strategis yang lebih mendalam. Perlu dicatat bahwa Tiongkok dan Rusia, sebagai dua pembeli emas terbesar di dunia tahun lalu, tindakan mereka sama sekali bukan kebetulan, melainkan mencerminkan suatu penataan strategis yang bersifat struktural.
Esensi dari pengaturan ini adalah mengurangi ketergantungan pada dolar AS. Seiring pasar secara bertahap menyadari bahwa dolar AS, franc Swiss, dan mata uang lainnya mungkin digunakan sebagai alat geopolitik, permintaan untuk de-dollarization semakin mendesak. Tingginya konsistensi antara China dan Rusia dalam skala pembelian emas menunjukkan kesamaan strategi ini. Pada saat yang sama, penurunan minat negara-negara terhadap obligasi AS kontras dengan peningkatan alokasi emas, yang semakin mengonfirmasi tren de-dollarization ini.
Menariknya, tren ini mencerminkan upaya pemerintah Amerika Serikat untuk mengurangi ketergantungan pada Tiongkok dan Rusia dalam bahan baku dan industri manufaktur. Dengan demikian, dapat dilihat bahwa kenaikan harga emas saat ini telah melampaui sekadar lindung nilai risiko, menjadi cerminan langsung dari permainan geopolitik.
Perubahan pola mata uang global ini juga patut diikuti pengaruhnya terhadap mata uang digital seperti Bitcoin. Menurut penelitian terkait, emas dianggap sebagai salah satu faktor sistematis yang mempengaruhi harga Bitcoin. Namun, perubahan likuiditas global dan kebijakan moneter mungkin akan memberikan dampak yang lebih kompleks terhadap hubungan ini.
Dengan bank-bank sentral di berbagai negara yang terus meningkatkan cadangan emas, kita mungkin sedang menyaksikan pembentukan tatanan mata uang internasional yang baru. Ini tidak hanya berkaitan dengan ekonomi, tetapi juga melibatkan penyeimbangan kekuatan global. Di era yang penuh ketidakpastian ini, mengikuti perkembangan pasar emas akan membantu kita lebih baik memahami dan menghadapi perubahan tatanan ekonomi global yang akan datang.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
18 Suka
Hadiah
18
5
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
SelfRugger
· 16jam yang lalu
Kekaisaran Amerika akhirnya akan hancur.
Lihat AsliBalas0
OnchainDetectiveBing
· 16jam yang lalu
Lihat harga emas hanya melihat harga emas? Hari-hari baik dolar sudah berakhir.
Lihat AsliBalas0
LiquidityWizard
· 16jam yang lalu
btc adalah pertempuran akhir
Lihat AsliBalas0
NervousFingers
· 16jam yang lalu
Emas tetap tidak bisa mengalahkan dolar, apa gunanya?
Lihat AsliBalas0
ponzi_poet
· 16jam yang lalu
Wah, jelas bahwa Tiongkok dan Rusia sedang berbuat sesuatu, tidak sederhana ya.
Akhir-akhir ini, kenaikan harga emas yang terus menerus menarik perhatian luas. Namun, mengaitkan fenomena ini secara sederhana dengan kepanikan investor terhadap keruntuhan pasar adalah pandangan yang sempit. Sebenarnya, pendorong utama kenaikan harga emas berasal dari pembelian emas dalam jumlah besar oleh Bank Sentral negara-negara, di mana pertumbuhan cadangan emas China yang terus menerus sangat mencolok.
Di balik fenomena yang disebut sebagai 'perlombaan emas' abad ini, terdapat pertimbangan strategis yang lebih mendalam. Perlu dicatat bahwa Tiongkok dan Rusia, sebagai dua pembeli emas terbesar di dunia tahun lalu, tindakan mereka sama sekali bukan kebetulan, melainkan mencerminkan suatu penataan strategis yang bersifat struktural.
Esensi dari pengaturan ini adalah mengurangi ketergantungan pada dolar AS. Seiring pasar secara bertahap menyadari bahwa dolar AS, franc Swiss, dan mata uang lainnya mungkin digunakan sebagai alat geopolitik, permintaan untuk de-dollarization semakin mendesak. Tingginya konsistensi antara China dan Rusia dalam skala pembelian emas menunjukkan kesamaan strategi ini. Pada saat yang sama, penurunan minat negara-negara terhadap obligasi AS kontras dengan peningkatan alokasi emas, yang semakin mengonfirmasi tren de-dollarization ini.
Menariknya, tren ini mencerminkan upaya pemerintah Amerika Serikat untuk mengurangi ketergantungan pada Tiongkok dan Rusia dalam bahan baku dan industri manufaktur. Dengan demikian, dapat dilihat bahwa kenaikan harga emas saat ini telah melampaui sekadar lindung nilai risiko, menjadi cerminan langsung dari permainan geopolitik.
Perubahan pola mata uang global ini juga patut diikuti pengaruhnya terhadap mata uang digital seperti Bitcoin. Menurut penelitian terkait, emas dianggap sebagai salah satu faktor sistematis yang mempengaruhi harga Bitcoin. Namun, perubahan likuiditas global dan kebijakan moneter mungkin akan memberikan dampak yang lebih kompleks terhadap hubungan ini.
Dengan bank-bank sentral di berbagai negara yang terus meningkatkan cadangan emas, kita mungkin sedang menyaksikan pembentukan tatanan mata uang internasional yang baru. Ini tidak hanya berkaitan dengan ekonomi, tetapi juga melibatkan penyeimbangan kekuatan global. Di era yang penuh ketidakpastian ini, mengikuti perkembangan pasar emas akan membantu kita lebih baik memahami dan menghadapi perubahan tatanan ekonomi global yang akan datang.