Di pasar Aset Kripto yang penuh gejolak, ada fenomena yang sering terlihat: setiap kali fluktuasi pasar terjadi dengan drastis, selalu ada banyak trader yang mengalami kerugian besar. Ini bukan hanya karena pasar yang kejam, tetapi lebih karena kelemahan sifat manusia yang berperan. Mari kita analisis "tahan posisi kerugian" yang sering dijadikan perangkap oleh trader.
1. Mitos pasar yang berfluktuasi
Pasar berada dalam keadaan fluktuasi sekitar 70% dari waktu, hal ini membuat banyak trader merasa bahwa tahan posisi kerugian adalah strategi yang baik. Memang, dalam kondisi fluktuasi, tahan posisi kerugian kadang-kadang dapat mengubah risiko menjadi aman. Namun, sisa 30% dari tren sering kali akan dengan kejam menghancurkan keuntungan yang didapat dari psikologi beruntung ini.
2. Belenggu psikologis dari aversi terhadap kerugian
Penelitian psikologi menunjukkan bahwa rasa sakit akibat kerugian jauh lebih besar daripada rasa senang yang dihasilkan dari keuntungan yang setara. Psikologi ini dapat menyebabkan trader terjebak dalam lingkaran "kembali modal dan pergi", yang pada akhirnya dapat mengubah kerugian kecil menjadi kerugian besar.
3. Bias keputusan yang disebabkan oleh rasa percaya diri
Terlalu percaya diri adalah musuh besar para trader. Beberapa orang akan menganggap penilaian mereka tidak akan salah hanya karena telah melakukan penelitian dalam waktu yang lama, menyamakan stop loss dengan pengakuan kesalahan, dan bersikeras pada pandangan mereka sendiri. Sikap ini sering kali akan membuat trader membayar harga yang sangat mahal.
4. Psikologi balas dendam yang dipimpin oleh emosi
Setelah mengalami stop loss beruntun, beberapa trader akan merasakan ilusi "pasar sedang menargetkan saya". Pola pikir ini dapat membuat mereka menggunakan tahan posisi kerugian untuk melawan pasar, mencoba membuktikan kebenaran mereka. Namun, pasar itu tanpa ampun, dan perilaku ini biasanya akan membawa kerugian yang lebih besar.
5. Risiko perdagangan tanpa rencana
Tidak memiliki rencana perdagangan yang jelas dan bertindak hanya berdasarkan perasaan adalah masalah umum bagi banyak trader pemula. Mereka sering kali tidak mempertimbangkan stop loss saat membuka posisi, dan setelah terjebak, mereka sulit untuk melepaskan, akhirnya terjebak dalam situasi pasif.
Kesimpulan: Menyadari jebakan psikologis ini adalah langkah kunci untuk meningkatkan tingkat perdagangan. Trader yang sukses tidak hanya harus menguasai keterampilan analisis pasar, tetapi juga harus belajar mengendalikan emosi dan bias kognitif mereka. Ingat, di pasar Aset Kripto, rasionalitas dan disiplin seringkali lebih dapat diandalkan daripada intuisi.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
13 Suka
Hadiah
13
6
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
AirdropHunterWang
· 9jam yang lalu
Perdagangan Mata Uang Kripto adalah sebuah taruhan besar.
Lihat AsliBalas0
AirdropHustler
· 9jam yang lalu
investor ritel seumur hidup rugi
Lihat AsliBalas0
DeFiCaffeinator
· 9jam yang lalu
Melihat tanpa mengatakannya
Lihat AsliBalas0
ser_ngmi
· 9jam yang lalu
Sudah berapa banyak suckers yang dipotong?
Lihat AsliBalas0
ChainDoctor
· 9jam yang lalu
Sangat menyakitkan
Lihat AsliBalas0
GasFeeCrier
· 9jam yang lalu
Apa kerugian apa kerugian Lihat saya Posisi Penuh melawan arus
Di pasar Aset Kripto yang penuh gejolak, ada fenomena yang sering terlihat: setiap kali fluktuasi pasar terjadi dengan drastis, selalu ada banyak trader yang mengalami kerugian besar. Ini bukan hanya karena pasar yang kejam, tetapi lebih karena kelemahan sifat manusia yang berperan. Mari kita analisis "tahan posisi kerugian" yang sering dijadikan perangkap oleh trader.
1. Mitos pasar yang berfluktuasi
Pasar berada dalam keadaan fluktuasi sekitar 70% dari waktu, hal ini membuat banyak trader merasa bahwa tahan posisi kerugian adalah strategi yang baik. Memang, dalam kondisi fluktuasi, tahan posisi kerugian kadang-kadang dapat mengubah risiko menjadi aman. Namun, sisa 30% dari tren sering kali akan dengan kejam menghancurkan keuntungan yang didapat dari psikologi beruntung ini.
2. Belenggu psikologis dari aversi terhadap kerugian
Penelitian psikologi menunjukkan bahwa rasa sakit akibat kerugian jauh lebih besar daripada rasa senang yang dihasilkan dari keuntungan yang setara. Psikologi ini dapat menyebabkan trader terjebak dalam lingkaran "kembali modal dan pergi", yang pada akhirnya dapat mengubah kerugian kecil menjadi kerugian besar.
3. Bias keputusan yang disebabkan oleh rasa percaya diri
Terlalu percaya diri adalah musuh besar para trader. Beberapa orang akan menganggap penilaian mereka tidak akan salah hanya karena telah melakukan penelitian dalam waktu yang lama, menyamakan stop loss dengan pengakuan kesalahan, dan bersikeras pada pandangan mereka sendiri. Sikap ini sering kali akan membuat trader membayar harga yang sangat mahal.
4. Psikologi balas dendam yang dipimpin oleh emosi
Setelah mengalami stop loss beruntun, beberapa trader akan merasakan ilusi "pasar sedang menargetkan saya". Pola pikir ini dapat membuat mereka menggunakan tahan posisi kerugian untuk melawan pasar, mencoba membuktikan kebenaran mereka. Namun, pasar itu tanpa ampun, dan perilaku ini biasanya akan membawa kerugian yang lebih besar.
5. Risiko perdagangan tanpa rencana
Tidak memiliki rencana perdagangan yang jelas dan bertindak hanya berdasarkan perasaan adalah masalah umum bagi banyak trader pemula. Mereka sering kali tidak mempertimbangkan stop loss saat membuka posisi, dan setelah terjebak, mereka sulit untuk melepaskan, akhirnya terjebak dalam situasi pasif.
Kesimpulan:
Menyadari jebakan psikologis ini adalah langkah kunci untuk meningkatkan tingkat perdagangan. Trader yang sukses tidak hanya harus menguasai keterampilan analisis pasar, tetapi juga harus belajar mengendalikan emosi dan bias kognitif mereka. Ingat, di pasar Aset Kripto, rasionalitas dan disiplin seringkali lebih dapat diandalkan daripada intuisi.