Sejak lahirnya Bitcoin pada tahun 2009, pergerakan harga telah mengalami tiga siklus yang jelas. Namun, teori siklus bull run empat tahunan tradisional mungkin sedang tidak berlaku. Analisis menunjukkan bahwa harga Bitcoin sangat terkait dengan kebijakan moneter dari ekonomi utama global, terutama perubahan likuiditas dolar AS dan renminbi.

Data sejarah menunjukkan bahwa ketika pertumbuhan kredit dolar AS atau yuan melambat, atau kebijakan moneter mengetat, Bitcoin cenderung mencapai puncak siklus sebelum turun. Sebaliknya, ketika AS menerapkan kebijakan pelonggaran kuantitatif besar-besaran atau China secara signifikan memperluas kredit, harga Bitcoin biasanya mengalami kenaikan yang kuat.

Saat ini, fokus perhatian pasar tertuju pada arah kebijakan moneter Federal Reserve dan langkah-langkah stimulus ekonomi China. Jika Federal Reserve mulai menurunkan suku bunga dan memperluas pasokan uang, sementara China mengambil langkah untuk mengakhiri deflasi dan secara moderat meningkatkan kredit, ini dapat memberikan dorongan berkelanjutan bagi pergerakan harga Bitcoin saat ini.

Pandangan baru ini menantang teori siklus Bitcoin tradisional, menekankan pentingnya faktor makroekonomi global dalam pasar cryptocurrency. Investor dan analis mungkin perlu menyesuaikan strategi mereka, dengan lebih memperhatikan kebijakan moneter global dan indikator ekonomi, bukan hanya bergantung pada pola siklus empat tahun yang bersifat historis.

Seiring dengan perkembangan dan kematangan pasar cryptocurrency, faktor-faktor yang mempengaruhi harga menjadi semakin kompleks. Memahami pendorong baru ini akan menjadi kunci untuk memprediksi pergerakan harga Bitcoin di masa depan.