Notulensi rapat The Federal Reserve (FED) yang terbaru yang diumumkan pada September 2025 mengungkapkan perubahan signifikan dalam kebijakan moneter. Saat ini, The Federal Reserve (FED) telah menyesuaikan suku bunga benchmark ke kisaran 4,00%-4,25%, menandai transisi dari siklus pengetatan ke siklus penurunan suku bunga yang hati-hati.
Notulen menunjukkan bahwa meskipun tekanan inflasi telah mereda, namun belum mencapai target jangka panjang sebesar 2%. Beberapa pejabat mengungkapkan kekhawatiran tentang kemungkinan rebound inflasi. Sementara itu, pasar tenaga kerja menunjukkan tanda-tanda pendinginan, laju pertumbuhan ekonomi melambat, tetapi tidak terjadi penurunan yang tajam.
Dalam arah kebijakan, terdapat perbedaan yang jelas di dalam The Federal Reserve (FED). Anggota yang dovish mendorong percepatan penurunan suku bunga, bahkan menyarankan penurunan 50 basis poin dalam satu kali; pihak yang wait-and-see mendominasi, cenderung untuk melakukan satu penurunan suku bunga lagi dalam tahun ini; sementara hawkish bersikeras untuk mempertahankan tingkat suku bunga saat ini. Perbedaan ini mencerminkan ketidakpastian dalam penilaian prospek ekonomi.
Dalam hal alat kebijakan, The Federal Reserve (FED) telah menyesuaikan ukuran cadangan menjadi 2,8 triliun dolar AS, yang bisa dianggap sebagai langkah penurunan suku bunga secara tidak langsung. Namun, kemungkinan untuk memperluas neraca cukup rendah, dan proses pengurangan neraca diperkirakan akan terus berjalan sesuai dengan rencana semula.
Perlu dicatat bahwa reaksi pasar terhadap harapan penurunan suku bunga menunjukkan beberapa fenomena yang tidak biasa. Indeks dolar mengalami peningkatan, dari 97 naik menjadi 99, dan pasar obligasi AS juga menunjukkan pergerakan yang aneh. Perilaku yang tidak biasa ini mengingatkan investor untuk tetap waspada.
Melihat ke depan, kemungkinan penurunan suku bunga di bulan Desember lebih tinggi dibandingkan bulan Oktober, diperkirakan bahwa pada akhir tahun suku bunga benchmark mungkin turun menjadi sekitar 3,75%. Para pelaku pasar harus memperhatikan data ketenagakerjaan non-pertanian bulan Oktober dan indeks harga PCE inti yang akan segera dirilis, karena data ini akan memiliki pengaruh penting terhadap arah kebijakan The Federal Reserve (FED) di masa depan.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
16 Suka
Hadiah
16
5
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
SchrodingerPrivateKey
· 19jam yang lalu
Oh tidak, The Federal Reserve (FED) lagi bikin masalah
Notulensi rapat The Federal Reserve (FED) yang terbaru yang diumumkan pada September 2025 mengungkapkan perubahan signifikan dalam kebijakan moneter. Saat ini, The Federal Reserve (FED) telah menyesuaikan suku bunga benchmark ke kisaran 4,00%-4,25%, menandai transisi dari siklus pengetatan ke siklus penurunan suku bunga yang hati-hati.
Notulen menunjukkan bahwa meskipun tekanan inflasi telah mereda, namun belum mencapai target jangka panjang sebesar 2%. Beberapa pejabat mengungkapkan kekhawatiran tentang kemungkinan rebound inflasi. Sementara itu, pasar tenaga kerja menunjukkan tanda-tanda pendinginan, laju pertumbuhan ekonomi melambat, tetapi tidak terjadi penurunan yang tajam.
Dalam arah kebijakan, terdapat perbedaan yang jelas di dalam The Federal Reserve (FED). Anggota yang dovish mendorong percepatan penurunan suku bunga, bahkan menyarankan penurunan 50 basis poin dalam satu kali; pihak yang wait-and-see mendominasi, cenderung untuk melakukan satu penurunan suku bunga lagi dalam tahun ini; sementara hawkish bersikeras untuk mempertahankan tingkat suku bunga saat ini. Perbedaan ini mencerminkan ketidakpastian dalam penilaian prospek ekonomi.
Dalam hal alat kebijakan, The Federal Reserve (FED) telah menyesuaikan ukuran cadangan menjadi 2,8 triliun dolar AS, yang bisa dianggap sebagai langkah penurunan suku bunga secara tidak langsung. Namun, kemungkinan untuk memperluas neraca cukup rendah, dan proses pengurangan neraca diperkirakan akan terus berjalan sesuai dengan rencana semula.
Perlu dicatat bahwa reaksi pasar terhadap harapan penurunan suku bunga menunjukkan beberapa fenomena yang tidak biasa. Indeks dolar mengalami peningkatan, dari 97 naik menjadi 99, dan pasar obligasi AS juga menunjukkan pergerakan yang aneh. Perilaku yang tidak biasa ini mengingatkan investor untuk tetap waspada.
Melihat ke depan, kemungkinan penurunan suku bunga di bulan Desember lebih tinggi dibandingkan bulan Oktober, diperkirakan bahwa pada akhir tahun suku bunga benchmark mungkin turun menjadi sekitar 3,75%. Para pelaku pasar harus memperhatikan data ketenagakerjaan non-pertanian bulan Oktober dan indeks harga PCE inti yang akan segera dirilis, karena data ini akan memiliki pengaruh penting terhadap arah kebijakan The Federal Reserve (FED) di masa depan.