Harga listrik di Amerika Serikat berada pada level tertinggi dalam sejarah, dan tren ini mungkin akan berlanjut. Dalam setahun terakhir, biaya listrik untuk rumah tangga biasa telah naik dua kali lipat, dan kemungkinan akan naik dua kali lipat lagi di masa depan. Di balik lonjakan tajam ini, ada pendorong yang tak terduga: perkembangan pesat kecerdasan buatan (AI).
Menurut prediksi terbaru, permintaan listrik oleh AI dalam dekade mendatang akan meningkat empat kali lipat. Pada tahun 2035, konsumsi listrik pusat data AI diperkirakan akan mencapai angka yang mengejutkan yaitu 1.600 terawatt-jam. Angka ini setara dengan 4,4% dari total konsumsi listrik di Bumi.
Untuk memahami konsep angka ini dengan lebih jelas, kita dapat membuat sebuah asumsi: jika pusat data AI dianggap sebagai sebuah negara independen, konsumsi listriknya akan menempati urutan keempat di dunia, hanya di belakang tiga negara besar dengan populasi yaitu Cina, Amerika Serikat, dan India.
Fenomena ini memicu berbagai pemikiran. Pertama, kita perlu mempertimbangkan dengan serius masalah konsumsi energi yang ditimbulkan oleh perkembangan AI. Kedua, bagaimana menemukan titik keseimbangan antara mendorong kemajuan teknologi dan melindungi lingkungan juga merupakan isu penting yang kita hadapi. Terakhir, bagi konsumen biasa, mungkin perlu mempersiapkan diri secara psikologis dan finansial untuk biaya listrik yang terus naik dalam beberapa tahun ke depan.
Menghadapi situasi ini, pemerintah, perusahaan, dan individu perlu mengambil tindakan. Pemerintah mungkin perlu merumuskan kebijakan terkait untuk mendorong penelitian dan penerapan teknologi penghematan energi; perusahaan sebaiknya berinvestasi dalam teknologi pusat data yang lebih efisien; sementara individu dapat menghadapi kemungkinan kenaikan harga listrik dengan menghemat penggunaan listrik dan menggunakan peralatan rumah tangga pintar.
Secara keseluruhan, lonjakan permintaan listrik yang dibawa oleh AI adalah pedang bermata dua. Ini menunjukkan kekuatan kemajuan teknologi, tetapi juga mengingatkan kita untuk lebih berhati-hati dalam menyeimbangkan pembangunan dan keberlanjutan. Di masa depan, bagaimana kita dapat menikmati kenyamanan yang dibawa oleh AI sambil tetap mampu membayar biaya listrik akan menjadi tantangan yang kita hadapi bersama.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
12 Suka
Hadiah
12
3
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
TradingNightmare
· 10-08 08:52
Tidak heran itu adalah ai yang menggunakan listrik besar.
Lihat AsliBalas0
MEVHunterWang
· 10-08 08:51
Tidak salah lagi, AI juga harus memanfaatkan listrik dengan bersih.
Lihat AsliBalas0
AirdropChaser
· 10-08 08:38
AI itu sangat mahal, bahkan biaya listriknya pun tidak mampu dibayar.
Harga listrik di Amerika Serikat berada pada level tertinggi dalam sejarah, dan tren ini mungkin akan berlanjut. Dalam setahun terakhir, biaya listrik untuk rumah tangga biasa telah naik dua kali lipat, dan kemungkinan akan naik dua kali lipat lagi di masa depan. Di balik lonjakan tajam ini, ada pendorong yang tak terduga: perkembangan pesat kecerdasan buatan (AI).
Menurut prediksi terbaru, permintaan listrik oleh AI dalam dekade mendatang akan meningkat empat kali lipat. Pada tahun 2035, konsumsi listrik pusat data AI diperkirakan akan mencapai angka yang mengejutkan yaitu 1.600 terawatt-jam. Angka ini setara dengan 4,4% dari total konsumsi listrik di Bumi.
Untuk memahami konsep angka ini dengan lebih jelas, kita dapat membuat sebuah asumsi: jika pusat data AI dianggap sebagai sebuah negara independen, konsumsi listriknya akan menempati urutan keempat di dunia, hanya di belakang tiga negara besar dengan populasi yaitu Cina, Amerika Serikat, dan India.
Fenomena ini memicu berbagai pemikiran. Pertama, kita perlu mempertimbangkan dengan serius masalah konsumsi energi yang ditimbulkan oleh perkembangan AI. Kedua, bagaimana menemukan titik keseimbangan antara mendorong kemajuan teknologi dan melindungi lingkungan juga merupakan isu penting yang kita hadapi. Terakhir, bagi konsumen biasa, mungkin perlu mempersiapkan diri secara psikologis dan finansial untuk biaya listrik yang terus naik dalam beberapa tahun ke depan.
Menghadapi situasi ini, pemerintah, perusahaan, dan individu perlu mengambil tindakan. Pemerintah mungkin perlu merumuskan kebijakan terkait untuk mendorong penelitian dan penerapan teknologi penghematan energi; perusahaan sebaiknya berinvestasi dalam teknologi pusat data yang lebih efisien; sementara individu dapat menghadapi kemungkinan kenaikan harga listrik dengan menghemat penggunaan listrik dan menggunakan peralatan rumah tangga pintar.
Secara keseluruhan, lonjakan permintaan listrik yang dibawa oleh AI adalah pedang bermata dua. Ini menunjukkan kekuatan kemajuan teknologi, tetapi juga mengingatkan kita untuk lebih berhati-hati dalam menyeimbangkan pembangunan dan keberlanjutan. Di masa depan, bagaimana kita dapat menikmati kenyamanan yang dibawa oleh AI sambil tetap mampu membayar biaya listrik akan menjadi tantangan yang kita hadapi bersama.