FOMO mengacu pada kecemasan yang dirasakan orang-orang karena takut kehilangan manfaat potensial, terutama yang umum terjadi di media sosial dan lingkaran investasi. Ketika teman-teman menunjukkan keuntungan dan pasar yang sedang tren, investor dengan mudah dipicu oleh tekanan psikologis untuk segera memasuki pasar.
FOMO sering kali menyebabkan peningkatan cepat dalam harga saham dalam jangka pendek, dengan lonjakan volume perdagangan. Banyak investor, tanpa analisis mendalam, secara membabi buta mengejar harga hanya berdasarkan antusiasme pasar. Perilaku tidak rasional ini menggerakkan harga menjauh dari fundamental, berpotensi menciptakan gelembung.
Membeli pada posisi tinggi, penggunaan leverage berlebihan, dan alokasi modal yang salah adalah risiko utama yang dipicu oleh ketakutan akan kehilangan kesempatan (FOMO). Perdagangan yang dipengaruhi emosi dapat menyebabkan kerugian yang meningkat atau bahkan penjualan panik, membuat investor kesulitan untuk memahami ritme investasi yang normal.
Untuk mengatasi FOMO, para investor harus menetapkan rencana investasi yang jelas, fokus pada fundamental dan nilai jangka panjang, mengendalikan posisi mereka dengan ketat, dan tetap tenang untuk menghindari pengaruh dari kebisingan pasar jangka pendek, mencapai perdagangan yang rasional.
FOMO mencerminkan keserakahan dan ketakutan yang melekat dalam sifat manusia. Memahami dan mengelola psikologi ini secara rasional dapat membantu investor tetap stabil di pasar yang volatil, mengejar apresiasi yang berkelanjutan, dan benar-benar menjadi pemenang di pasar.
FOMO adalah emosi investasi yang umum dan intens, dan memahami karakteristik serta strateginya adalah kunci untuk berinvestasi yang sukses.
Bagikan
Konten