Pasar cryptocurrency diguncang oleh kejadian luar biasa ketika Bitcoin, aset kripto terbesar di dunia berdasarkan kapitalisasi pasar, anjlok ke bawah $98.000 pada 17 November 2025. Penurunan tajam ini mencerminkan koreksi 3,5% hanya dalam 24 jam, menembus batas psikologis $100.000 dan menjadi titik terendah bitcoin dalam 4 bulan terakhir. Kejatuhan mendadak ini berdampak ke seluruh ekosistem kripto, membuat pelaku pasar bergegas memahami implikasi dari gejolak tak terduga ini. Berdasarkan data dari berbagai bursa, termasuk Gate, volume perdagangan melonjak tajam saat investor berlomba mengamankan keuntungan atau memotong kerugian. Penurunan harga bitcoin ini dikaitkan dengan banyak faktor, bukan satu peristiwa tunggal, menandakan adanya interaksi kompleks antar kekuatan pasar. Penurunan ini datang setelah Bitcoin menembus rekor tertinggi pada awal 2025, sehingga koreksi saat ini terasa sangat mengguncang bagi pendatang baru yang sebelumnya terbiasa dengan tren kenaikan harga. Analis teknikal menyoroti penembusan beberapa level support utama yang sebelumnya kokoh saat koreksi minor, mengindikasikan bahwa penurunan kali ini bisa menandai perubahan sentimen pasar yang lebih mendalam, bukan sekadar fluktuasi sementara.
Analisis pasar bitcoin mengungkapkan bahwa kejatuhan harga terbaru ini merupakan hasil perpaduan berbagai faktor, bukan satu pemicu semata. Data pasar menunjukkan pemegang jangka panjang telah melepas lebih dari 815.000 BTC selama 30 hari terakhir, menimbulkan tekanan jual yang besar. Laporan Bitfinex Alpha menyebutkan bahwa aksi jual terutama berasal dari whales, penambang, dan pemegang jangka panjang yang merealisasikan keuntungan setelah tren bullish berkepanjangan. Eksodus besar-besaran ini terjadi bersamaan dengan pengetatan likuiditas global, sehingga aset berisiko seperti Bitcoin menjadi kurang menarik dibandingkan investasi aman dan berimbal hasil seperti obligasi atau dolar AS. Arus institusi juga berubah signifikan, dengan masuknya dana ke ETF yang menurun sehingga tidak mampu menahan tekanan jual yang meningkat. Faktor-faktor volatilitas pasar kripto yang berperan dalam penurunan ini dirangkum dalam tabel berikut:
| Faktor | Tingkat Dampak | Deskripsi |
|---|---|---|
| Penjualan Pemegang Jangka Panjang | Tinggi | Lebih dari 815.000 BTC dijual dalam 30 hari |
| Likuiditas Global | Tinggi | Kondisi moneter global yang semakin ketat |
| Minat Institusi | Sedang | Penurunan arus masuk ETF dan pembelian institusi |
| Penembusan Support Teknikal | Tinggi | Beberapa level support utama ditembus bersamaan |
| Masalah Market Maker | Sedang | Kekurangan neraca menyebabkan likuidasi paksa |
Selain itu, sejumlah analis, termasuk Tom Lee, menyoroti masalah neraca market maker sebagai faktor penambah tekanan, menunjukkan bahwa likuidasi paksa—bukan melemahnya fundamental—mungkin menjadi pendorong utama pergerakan harga saat ini. Kombinasi faktor-faktor ini menciptakan badai sempurna yang menekan Bitcoin melewati ambang penting $98.000, dengan sejumlah trader di platform Gate melaporkan bahwa sistem trading algoritmik mempercepat laju penurunan setelah harga melewati level tertentu.
Kejatuhan harga Bitcoin membawa dampak luas ke seluruh ekosistem cryptocurrency, memicu gelombang likuidasi di berbagai bursa utama. Pasar futures terkena dampak paling besar, dengan volume likuidasi menembus rekor sejak koreksi pasar besar sebelumnya. Gate dan platform lain melaporkan peristiwa likuidasi terbesar saat posisi leverage ditutup paksa. Efek berantai dimulai dari penurunan harga Bitcoin, lalu menjalar ke altcoin, banyak di antaranya bahkan mengalami penurunan persentase lebih besar. Fenomena contagion ini membuktikan peran sentral Bitcoin sebagai penggerak pasar utama, bahkan di tengah pertumbuhan dan diversifikasi ekosistem. Dampak dari likuidasi ini memperparah tekanan harga, menciptakan lingkaran umpan balik negatif di mana penjualan paksa mendorong harga jatuh lebih dalam dan memicu likuidasi lanjutan. Data pasar mengindikasikan lebih dari $2,7 miliar posisi long dilikuidasi di bursa utama hanya dalam 24 jam, memperjelas besarnya eksposur leverage yang menumpuk selama fase bullish sebelumnya. Pelepasan besar-besaran posisi leverage ini secara signifikan memperkecil kedalaman dan likuiditas pasar, dengan spread bid-ask melebar pada hampir seluruh pair, bahkan di platform mapan seperti Gate yang biasanya memiliki order book kuat.
Bagi investor yang terdampak gejolak pasar ini, menerapkan strategi yang tepat sangat penting untuk menjaga portofolio dan menangkap peluang. Strategi trading Bitcoin saat penurunan menuntut ketahanan mental dan pelaksanaan taktis. Dollar-cost averaging (DCA) menjadi metode pilihan banyak investor jangka panjang, memungkinkan mereka mengakumulasi Bitcoin di harga lebih rendah tanpa perlu menebak titik terendah pasar. Pendekatan ini mengubah volatilitas menjadi peluang dengan pembelian sistematis, terlepas dari fluktuasi harga jangka pendek. Penurunan kali ini menjadi studi kasus nyata efektivitas DCA. Trader berpengalaman di Gate menggunakan strategi lebih canggih, seperti menempatkan order beli bertingkat pada level support teknikal penting sambil tetap menjaga manajemen risiko yang ketat. Penentuan ukuran posisi menjadi sangat penting pada periode volatilitas tinggi, di mana trader sukses membatasi eksposur untuk menghindari kerugian besar dari penurunan lanjutan. Level $98.000 kini menjadi ambang penting yang diamati banyak analis prediksi harga bitcoin, dengan pengamat pasar TedPillows menyatakan pemulihan ke level ini dapat “meningkatkan kemungkinan tercapainya titik bawah lokal.” Beberapa trader memanfaatkan pasar derivatif untuk melindungi posisi atau mencari peluang dari volatilitas tinggi melalui strategi opsi yang terukur. Bagi mereka yang memiliki modal dan toleransi risiko tinggi, memasang limit order jauh di bawah harga pasar untuk menyediakan likuiditas pada pasar tertekan secara historis sering memberikan hasil positif saat dislokasi pasar, meski pendekatan ini membutuhkan keahlian dan manajemen risiko tinggi.
Bagikan
Konten