Menteri Keuangan Bessent baru-baru ini menyoroti bahwa frustrasi pemerintahan saat ini terhadap liputan ekonomi arus utama semakin meningkat. Angka jajak pendapat terus menurun sementara rumah tangga masih merasakan tekanan dari biaya hidup yang tinggi.
Kesenjangan ini cukup jelas: narasi resmi berbenturan dengan apa yang dialami masyarakat di kasir. Ketika data inflasi menunjukkan "perbaikan" tetapi tagihan belanja tetap tinggi, perbedaan itu memicu tantangan politik.
Bagi para trader dan pengamat makro, ketegangan ini penting. Respons kebijakan seringkali berubah saat tingkat persetujuan turun—bisa berarti langkah fiskal yang lebih agresif atau tekanan pada The Fed. Perang narasi ekonomi biasanya menandakan masalah struktural yang lebih dalam di balik berita utama.
Kesimpulan pasar? Pantau data sentimen konsumen dan pertumbuhan upah riil, bukan hanya rilis CPI. Tekanan politik pada kebijakan ekonomi bisa mengubah aset berisiko lebih cepat dari yang diperkirakan kebanyakan orang.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
6 Suka
Hadiah
6
5
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
WhaleInTraining
· 11jam yang lalu
Sederhananya, data memang terlihat bagus, tapi dompet rakyatlah yang berbicara sebenarnya...
Lihat AsliBalas0
NeonCollector
· 11jam yang lalu
Secara sederhana, datanya memang bagus tapi dompet rakyat kosong, pihak resmi jadi canggung deh.
Lihat AsliBalas0
EyeOfTheTokenStorm
· 11jam yang lalu
Lagi-lagi alasan yang sama... Inflasi "membaik" tapi harga sayur masih meroket, saya sudah bosan dengan permainan data ini. Yang penting tetap harus lihat pertumbuhan upah riil, CPI itu sama sekali tidak bisa menipu orang.
Lihat AsliBalas0
WalletInspector
· 11jam yang lalu
Data boleh saja terlihat bagus, tapi dompet masyarakat adalah kenyataannya.
Lihat AsliBalas0
MetaMaskVictim
· 12jam yang lalu
Ha, ini lagi-lagi trik "data terlihat bagus, dompet menangis"... rakyat biasa paling tidak percaya dengan hal seperti ini.
Menteri Keuangan Bessent baru-baru ini menyoroti bahwa frustrasi pemerintahan saat ini terhadap liputan ekonomi arus utama semakin meningkat. Angka jajak pendapat terus menurun sementara rumah tangga masih merasakan tekanan dari biaya hidup yang tinggi.
Kesenjangan ini cukup jelas: narasi resmi berbenturan dengan apa yang dialami masyarakat di kasir. Ketika data inflasi menunjukkan "perbaikan" tetapi tagihan belanja tetap tinggi, perbedaan itu memicu tantangan politik.
Bagi para trader dan pengamat makro, ketegangan ini penting. Respons kebijakan seringkali berubah saat tingkat persetujuan turun—bisa berarti langkah fiskal yang lebih agresif atau tekanan pada The Fed. Perang narasi ekonomi biasanya menandakan masalah struktural yang lebih dalam di balik berita utama.
Kesimpulan pasar? Pantau data sentimen konsumen dan pertumbuhan upah riil, bukan hanya rilis CPI. Tekanan politik pada kebijakan ekonomi bisa mengubah aset berisiko lebih cepat dari yang diperkirakan kebanyakan orang.