Data 25 Februari menunjukkan bahwa harga minyak naik untuk kedua kalinya berturut-turut pada hari Selasa, karena Amerika Serikat memberlakukan sanksi baru terhadap Iran, negara produsen minyak di Timur Tengah, yang memperparah kekhawatiran pasar akan kemungkinan pengetatan pasokan. Sampai saat ini, harga minyak mentah WTI naik 1%, sementara harga minyak Brent naik 0.85%. Analis pasar IG, Tony Sycamore, menyatakan bahwa harga minyak mentah WTI sedang mencari dukungan di kisaran 65-70 dolar AS per barel. Selama harga tetap di atas level kisaran ini, kemungkinan akan ada pemulihan. Menurut survei, Iran adalah produsen minyak terbesar ketiga di OPEC, dengan produksi pada bulan Januari mencapai 320 ribu barel per hari. Namun, ketidakpastian prospek permintaan membatasi kenaikan harga minyak. Selain itu, pasar menganggap membaiknya hubungan antara Trump dan Rusia sebagai sinyal potensial untuk mengurangi sanksi terhadap Rusia, yang akan meningkatkan pasokan minyak global.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
1 Suka
Hadiah
1
2
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
Ghafoor_chd
· 02-25 02:59
Halo bagaimana perasaanmu hari ini aku ingin yyyyyy
Harga minyak naik untuk hari kedua berturut-turut, sanksi baru Amerika terhadap Iran menimbulkan kekhawatiran pasokan
Data 25 Februari menunjukkan bahwa harga minyak naik untuk kedua kalinya berturut-turut pada hari Selasa, karena Amerika Serikat memberlakukan sanksi baru terhadap Iran, negara produsen minyak di Timur Tengah, yang memperparah kekhawatiran pasar akan kemungkinan pengetatan pasokan. Sampai saat ini, harga minyak mentah WTI naik 1%, sementara harga minyak Brent naik 0.85%. Analis pasar IG, Tony Sycamore, menyatakan bahwa harga minyak mentah WTI sedang mencari dukungan di kisaran 65-70 dolar AS per barel. Selama harga tetap di atas level kisaran ini, kemungkinan akan ada pemulihan. Menurut survei, Iran adalah produsen minyak terbesar ketiga di OPEC, dengan produksi pada bulan Januari mencapai 320 ribu barel per hari. Namun, ketidakpastian prospek permintaan membatasi kenaikan harga minyak. Selain itu, pasar menganggap membaiknya hubungan antara Trump dan Rusia sebagai sinyal potensial untuk mengurangi sanksi terhadap Rusia, yang akan meningkatkan pasokan minyak global.